01 Januari 2010

Shalat Sunah bag.2

Shalat Sunah


4. Shalat Hajat

Shalat Hajat artinya shalat sunah yang dikerjakan karena ada maksud, cita-cita atau keinginan-keinginan yang berhubungan dengan pertolongan Allah SWT maupun keinginan terhadap orang lain termasuk keinginan yang berhubungan dengan diri kita sendiri, seperti ingin berhasil dalam menempuh ujian, mohon terkabul yang dicita-citakan, dan sebagainya. Shalat Hajat boleh dikerjakan kapan saja, siang maupun malam akan tetapi, shalat Hajat lebih baik dikerjakan pada waktu malam. Jumlah rakaat shalat Hajat sekurang-kurangnya dua rakaat dan tata cara mengerjakannya sama dengan shalat sunah lain, yang membedakan hanyalah niatnya.

5. Shalat Istisqa

Shalat Istisqa adalah shalat untuk memohon pertolongan Allah supaya diturunkan air hujan apabila terjadi kemarau panjang sehingga mata air, sumur, danau, dan sungai-sungai pada kekeringan akibat musim kemarau yang panjang.

Disamping shalat Istisqa, Rasulullah SAW pernah meminta hujan dengan cara berdoa saja tanpa mengerjakan shalat dan melakukan doa Istisqa dalam khutbah jum’at.

I. Tatacara Shalat Istisqa

Shalat Istisqa dikerjakan secara berjamaah di tanah lapang, dikerjakan dengan dua rakaat, kemudian diisi dengan khutbah, baik sebelum maupun sesudah mengerjakan shalat, yang berisi nasehat-nasehat, seruan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT.
Menurut hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, tatacara shalat Istisqa seperti berikut:
  • Rasulullah mulai dengan khutbah. Dilanjutkan dengan berdoa sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi menghadap ke arah kiblat. Doanya adalah sebagai berikut : “Segala puji bagi Allah, yang memelihara sekalian alam. Maha pemurah lagi Maha penyayang. Yang mempunyai hari pembalasan. Tidak ada lagi Tuhan melainkan Allah. Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. Ya Allah, Engkaulah Tuhan, tidak ada lagi Tuhan melainkan Engkau, Engkau Maha Kaya, sedang kami fakir. Turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan itu kekuatan dan bekal kami bagi kami satu masa yang panjang.” (HR Abu Daud)
  • Setelah berdoa dilanjutkan dengan shalat dua rakaat dan bacaannya dikeraskan. Setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ala, dan pada rakaat kedua selesai membaca Fatihah dilanjutkan membaca surat Al-Gaasiyiyah.
  • Shalat Istisqa tidak diawali dengan adzan maupun iqamat, dan tidak pula dengan ucapan as-Salaatu jaamiah.

II. Memanjatkan doa Istisqa dalam khutbah Jum’at

Pada hari Jum’at, tatkala Rasulullah sedang berkhutbah, tiba-tiba seorang lelaki berkata kepada beliau, “Ya Rasulullah, harta kami habis, keluarga kami kekurangan makan. Oleh karena itu, mohonkan kepada Allah supaya Dia menurunkan hujan.” Rasulullahpun kemudian berdoa sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi: “Ya Allah, turunkanlah hujan. Ya Allah, turunkanlah hujan. Ya Allah, turunkanlah hujan.” (HR Bukhari dan Muslim) Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap mahluk-Nya, setelah itu Dia menurunkan hujan maka suburlah tanah di muka bumi ini.

III. Memanjatkan doa Istisqa dalam berbagai kesempatan

Cara ini dapat dilakukan baik sendiri-sendiri maupun dengan banyak orang, tanpa mengerjakan shalat. Dengan demikian cara ini dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

“Ya Allah, siramilah kami dengan air hujan yang menyegarkan, yang berfaedah, yang menyuburkan, yang lebat, yang banyak, cepat, dan tidak lambat.” (HR Ibnu Majah)

6. Shalat Rarwatib

Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Seluruh dari shalat Rawatib ini ada 22 rakaat, yaitu:
  • 2 rakaat sebelum shalat Subuh (sesudah shalat Subuh tidak ada sunah ba’diyah).
  • 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur (sunah mu’akkad).
  • 2 rakaat atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur.
  • 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar (sesudah shalat Ashar tidak ada shalat sunah ba’diyah).
  • 2 rakaat sesudah shalat Maghrib.
  • 2 rakaat sebelum shalat Isya’.
  • 2 rakaat sesudah shalat Isya’.

7. Shalat Sunah Wudhu

Setiap seseorang selesai berwudhu, disunahkan mengerjakan shalat sunah wudhu dua rakaat, dan cara mengerjakannya yaitu:
  • Sehabis berwudhu sebagaimana biasa kita disunahkan membaca doa: Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, Allaahummaj’alnii minat-tawwabiina waj’alnii minal-mutathahhiriina waj’alnii min ‘ibadikash-shaalihiin.
  • Selesai membaca doa tersebut, lalu melaksanakan shalat sunah Wudhu dua rakaat (cara pengerjaanya sama seperti shalat sunah yang lainnya, bedanya hanya pada niatnya saja).

Shalat Sunah bag.1

Shalat Sunah


Bagaiman yang telah diketahui bahwa dalam agama Islam, selain disyariatkan shalat wajib 5 waktu terdapat pula shalat sunah. Shalat sunah adalah shalat tambahan dari shalat wajib, akan mendapat ganjaran bagi orang-orang yang mengerjakannya. Funsi dan manfaat shalat sunah adalah untuk menambah, melengkapi, dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan shalat fardu yang telah dikerjakan seseorang. Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan dalam hadist yang diterima oleh Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu:

“Sesungguhnya yang pertama-tama akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat ialah shalat. Allah berfirman kepada Malaikat, sedangkan ia Maha Mengetahui, periksalah shalat hamba-Ku, cukupkah atau kurangkah? Maka jikalau terdapat cukup, dicatatkan cukup. Tetapi jikalau terdapat kekurangan, Allah berfirman pula: “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku itu mempunyai amalan shalat sunah?” jikalau terdapat shalat sunah, lalu Allah berfirman lagi: “Cukupkanlah kekurangan shalat fardu hamba-Ku itu dengan shalat sunah.” Selanjutnya diperhitungkan amal perbuatan itu menurut cara demikian.” (HR Abu Daud)

Rasulullah SAW merupakan tauladan bagi umat manusia, sekalipun beliau telah dijamin masuk surga, beliau hampir tidak pernah meninggalkan shalat-shalat sunah. Oleh karena itu, kesuburan dan kelezatan iman seseorang akan semakin bertambah manakala ia rajin mengerjakan shalat sunah disamping shalat fardu. Berdasarkan penjelasan Al-Qur’an dan Al-Hadist, shalat sunah itu banyak jumlahnya. Pada pokok bahasan ini hanya akan dibahas tentang shalat Duha, Gerhana, Istiqhoroh, Hajat, dan shalat Istisqa.

1. Shalat Duha

Shalat Duha adalah shalat sunah yang waktu mengerjakannya ketika matahari naik, kira-kira pukul 8 atau pukul 9 sampai tergelincirnya Matahari.

“Nabi SAW keluar menuju tempat ahli Qubba. Dikala itu mereka sedang melakukan shalah Duha. Beliau lalu bersabda: Inilah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah, yaitu diwaktu anak-anak telah bangkit karena kepanasan waktu Duha.” (HR Ahmad dan Muslim)

Tatacara mengerjakan shalat Duha sama dengan shalat yang lainnya, yaitu 4 rakaat ( setiap 2 rakaat salam), yang membedakan hanyalah niat. Apabila hendak mengerjakan shalat Duha, hendaklah berniat menyengaja didalam hati untuk mengerjakan shalat Duha dengan ikhlas hanya mengkarapkan keridoannya.

2. Shalat Gerhana

Gerhana itu ada dua macam, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari (kusuf) terjadi bilamana cahaya matahari terhalang piringan bulan., gerhana matahari total dapat berlangsung selama kurang lebih 7,5 menit bergantung dari jarak bulan – bumi dan bulan – matahari. Pada waktu gerhana matahari berlangsung, penghuni bumi di daerah gerhana dapat menyaksikan korona (cahaya semu disekitar matahari).

Gerhana bulan (khusuf), terjadi bilamana titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis, dan posisi bumi berada di tengah. Akibatnya bulan tidak bercahaya sama sekali (eklips), dalam kedudukan ini bulan tak dapat menerima cahaya matahari untuk beberapa saat. Apabila seluruh permukaan bulan masuk kedalam kerucut bayangan bumi, disebut gerhana sempurna. Jika hanya sebagian disebut gerhana sebagian. Lamanya seluruh gerhana bisa mencapai 6 jam. Kan tetapi, yang betul-betul dalam bayangan inti hanya 1 jam 40 menit. Selama dalam bayangan kabur, bulan kelihatan samar-samar. Jika dalam bayangan inti, bulan itu menjadi lebih gelap.

Gerhana bulan jarang sekali terjadi, sebab sering kali bulan lewat disebelah selatan bayangan bumi. Kadang-kadang hanya sebagian bulan yang masuk kedalam bayangan bumi. Oleh karena itu, gerhana bulan pun hanya sebagian saja.

Sikap seorang muslim apabila terjadi peristiwa gerhana, hendaklah :
  1. Meyakini bahwa peristiwa gerhana (matahari atau bulan) merupakan salah satu kekuasaan dan kebesaran Allah.
  2. Dzikrullah; mengingat Allah.
  3. Istighfar; memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa dan kehilafan.
  4. Berdoa; memohon kepada Allah supaya diberi keselamatan di dunia dan di akhirat.
  5. Bersedekah; memberi makanan, pakaian, atau benda-benda lain kepada fakir, miskin, dan anak yatim.
  6. Bertakbir; mengagungkan asma-Nya dengan kalimat Allahu Akbar.
  7. Mengerjakan shalat kusuf atau shalat khusuf.

Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi, maka Nabi pergi shalat, kemudian beliau berkata “Apabila kamu melihat gerhana hendaklah bersegera mengingat Allah (dzikrullah), berdoa, dan memohon ampun kepada-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hukum mengerjakan shalat gerhana adalah sunah muakkad bagi laki-laki dan wanita; waktu mulai shalat gerhana hingga selesai gerhana. Dikerjakan sebanyak dua rakaat, sebaiknya dikerjakan dengan berjamaah di masjid, mushola, atau di tempat lain. Sebelumnya tidak diawali dengan adzan maupun iqomat, tetapi diberitahukan dengan ucapan Ash-shalaatu jaamiah (berkumpullah untuk shalat berjamaah). Setelah shalat dilanjutkan dengan berkhutbah shalat gerhana yang berisi nasehat-nasehat, serta menyeru manusia untuk meningkatkan ketakwaan, bertaubat, meningkatkan amal kebaikan, dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan ampunan, petunjuk, dan rahmat-Nya.

3. Shalat Istikharah

Shalat Istikharah yaitu shalat untuk memohon petunjuk (hidayah) dari Allah SWT karena akan mengerjakan sesuatu urusan yang sangat penting. Shalat Istikharah dimaksudkan pula untuk mendapatkan ketetapan hati di dalam mengerjakan berbagai urusan penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang-kadang ditimpa kesulitan, kegelisahan, atau keraguan, misalnya dalam memilih lapangan pekerjaan atau menentukan pilihan. Nah untuk menghilangkannya hendaklah memohon kepada Allah untuk dipilihkan jalan yang terbaik, yaitu dengan cara shalat Istikharah. Shalat Istikharah dapat dikerjakan pada setiap saat, asal bukan pada waktu-waktu yang terlarang untuk mengerjakan shalat, tetapi lebih baik jika dikerjakan pada malam hari, sebab pada malam harisuasananya sunyi sehingga dapat lebih khusyu.

Tatacara mengerjakan shalat Istikharah yang dicontohkan Rasulullah SAW:
  • Berniat dengan ikhlas untuk shalat Istikharah.
  • Shalat Istikharah dikerjakan sebanyak dua rakaat.
  • Ucapan dan bacaannya sama dengan shalat biasa.
  • Selesai shalat hendaklah berdoa dengan khusyu yakni doa di bawah ini.

“Yaa Allah! Aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu, dan aku mohon diberi kekuatan dengan kekuatan-Mu, dan aku mohon kerahmatan-Mu yang agung, karena Engkau Maha Kuasa sedang aku tidak kuasa, dan Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkau Maha Tahu tentang yang ghaib, Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa pilihan ini (sebut disini pilihannya) baik bagiku, buat agamaku dan penghidupanku dan hari depanku, maka berikanlah ia padaku dan mudahkanlah ia bagiku, kemudian beri berkatlah padaku, dan jika Engkau mengetahui bahwa pilihan itu buruk bagiku, maka jauhkanlah ia daripadaku dan jauhkanlah aku daripadanya, dan karunialah aku kebaikan dimanapun ia berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberia itu.” (HR Bukhari)