Misteri Burung Abaabil
بسم الله الرحمان الرحيم
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ. تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ. تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
"Dan kami kirim kepada mereka burung ababil. melontari mereka dengan butiran batu kecila panas, yangmenjadikan tubuh mereka berlubang-lubang seperti daun dimakan ulat." (Q.S.AL Fiil 105: 3-5)
Surat Al-Fill di atas menceritakan kisah tentara bergajah yang menyerang kota Mekkah di tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Dalam kitab At-Tafsiru Kabir karya Fahru razy menjelaskan, nama pemimpin pasukan itu adalah Abrahah Bin As-shabah Al-Ashrami, raja Yaman. Tujuananya ingin meruntuhkan Ka'bah lalu mengalihkan peribadatan haji orang-orang Arab ke kuil besar bernama Al-Qulays yang baru dibangun di kota san'a. Tafsir itu juga secara detail menyebutkan bahwa ada 9 atau 12 ekor gajah yang ikut serta dalam penyerangan, yang terbesar bernama Mahmud. Namun rencana itu gagal karena datangnya burung-burung yang melempari pasukan tersebut dengan batu-batu kecil sampai binasa.
Peristiwa ini pasti benar-benar terjadi. Terbukti, ketika surat ini di turun kan di mekah, tidak ada satu pun orang kafir Quraisy yang membantahnya. padahal, mereka banyak mendustakan ayat-ayat yang lain. Nah, yang menarik adalah urayan detail mengenai bentuk burung ababil, lemparan batu kecil, dan akibatnya pada tubuh gajah maupun pasukan Abrahah. Misalnya dalam tafsir Majma'ul Bayan karya Ibnul Hasan At-Tabrisi digambarkan bahwa burung itu datang berbondong-bondong dari laut, warnanya ada yang putih, hitam, dan hijau.
Setiap burung membawa tiga batu, satu digigt dengan paruhnya, dua di gegnggam masing-masing kakinya. Mereka melempari pasukan bergajah yang mau meruntuhkan Ka'bah itu. Yang kena batu dari arah kepalanya, akan tembus keluar dari duburnya. Kalo kena dari depan, batu itu keluar dari punggung. akibatnya, tubuh gajah dan orang-orang itu berlubang seperti daun yang dimakan ulat. Kalo kita renungkan sejenak, bukan kah itu gambaran dari luka-luka akibat tembakan peluru yang mampu menembus dan mengyak-ngoyak tubuh?
Juga gambaran tentang cara burung membawa batu tadi mengingatkan kepada bentuk pesawat tempur yang aero dinamis mirip burung seperti F-15 atau sukhoi SU-29. Pesawat itu membawa beberapa peluru kendali di bawah sayap dan moncong senapan mesin dibawah cockpitnya. Tentunya, orang Arab Mekah tahun 570 M yang melihat benda-benda terbang pada waktu itu hanya mengerti bahwa itu ialah burung. Demikian juga Alloh menyebukan dengan kata "thairan abaabil", supaya mudah di pahami umat waktu itu.
Semua uraian tentang burung ababil dalam kitab-kitab tafsir juga tidak berasal dari Rosulluloh saw. jadi, derajatnya pun hanya sebagai kisah, bukan dalil Qath'iy yang tidak boleh dibantah. Kalo toh memang Abaabil adalah burung yang berterbangan, bagaimana mungkin orang Arab waktu itu bisa meliahat batu kerikil panas yang kecil di gigit di paruhnya dan dua lagi di genggam di cakarnya. Lagi pula, konon peristiwa itu terjadi dilembah sunyi yang bernama Wadimuhassir antara Mina dan Muzdalifah, dan siapa yang menyaksikan secara mendetail?
Mungkin saja itu hanya imajinasi para periwayat saat itu. Maka seharusnya imajinasi mutakhir pun dibolehkan selama tidak menyangkut soal akidah. Tidak mustahil bahwa barangkali yang dimaksud dengan Abaabil adalah satu skuadron peswat tempur milik negara Islam abad ke-21 ini. Lantas, bagai mana bisa masuk ke dalam peristiwa itu? teori lompata waktu sudah semakin mendekati kenyataan. Al-Qur'an sendiri banyak mengungkapkan perjalanan antar waktu, tentang relativitas waktu. Kisah Isra' mi'raj Nabi Muhammad saw. Sholat besama Nabi-Nabi tgerdahulu, merupakan perjalanan ke masa lampau. Mungkin saja satu rombongan pesawat tempur muslim tadi sedang terbang berpatroli, lalu terjebak dalam pusaran angin di atas laut merah, yang ternyata adalah lorong waktu?
Mereka terbawa mundur ke abad ke 6 M di atas Jazirah Arabia dan melihat ada pasukan tentara bergajah akan menyerang Ka'bah. Bisa jadi pilot-pilot muslim itu hafal surat AL-Fiil sehingga mereka tau niat buruk pasukan darat itu, lalu secara refleks menmbaki gencar dari udara. Jadi, mungkin merekalah burung-burung abaabil yang dikirim Alloh menjadi pelaku peristiwa mukjizat.
Urayan dalam kitab-kitab tafsirpun sudah mirip. Mereka bisa disebut dikirim Alloh karena sebagai pilot yang beriman pasti akan membela Ka'bah. Bagaimana nasib mereka kemudian? apakah bisa kembali ke abad sekarang? kita semua tidak tahu keadaan mereka. Ada pendapat bahwa mereka tidak bisa kembali lagi karena kehilangan kendali akibat lompatan waktu dan mereka meninggal, ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu kehabisa bahan pangan dan bahan bakar, semua itu Wallahu'alam Bishawab. Maka kisah dielamatkannya Ka'bah oleh burung-burung abaabil yang di kirim Alloh akan tetep menjadi misteri. Barangkali kelak bila mesin waktu sudah ditemukan kita bisa mundur ke tahun 570 dan melihat sendiri peristiwa pasukan gajah di Mekah, apakh burung atau pesawat tempur. Walahu'alam.
Sumber: www.lamankongsi.com
Peristiwa ini pasti benar-benar terjadi. Terbukti, ketika surat ini di turun kan di mekah, tidak ada satu pun orang kafir Quraisy yang membantahnya. padahal, mereka banyak mendustakan ayat-ayat yang lain. Nah, yang menarik adalah urayan detail mengenai bentuk burung ababil, lemparan batu kecil, dan akibatnya pada tubuh gajah maupun pasukan Abrahah. Misalnya dalam tafsir Majma'ul Bayan karya Ibnul Hasan At-Tabrisi digambarkan bahwa burung itu datang berbondong-bondong dari laut, warnanya ada yang putih, hitam, dan hijau.
Setiap burung membawa tiga batu, satu digigt dengan paruhnya, dua di gegnggam masing-masing kakinya. Mereka melempari pasukan bergajah yang mau meruntuhkan Ka'bah itu. Yang kena batu dari arah kepalanya, akan tembus keluar dari duburnya. Kalo kena dari depan, batu itu keluar dari punggung. akibatnya, tubuh gajah dan orang-orang itu berlubang seperti daun yang dimakan ulat. Kalo kita renungkan sejenak, bukan kah itu gambaran dari luka-luka akibat tembakan peluru yang mampu menembus dan mengyak-ngoyak tubuh?
Juga gambaran tentang cara burung membawa batu tadi mengingatkan kepada bentuk pesawat tempur yang aero dinamis mirip burung seperti F-15 atau sukhoi SU-29. Pesawat itu membawa beberapa peluru kendali di bawah sayap dan moncong senapan mesin dibawah cockpitnya. Tentunya, orang Arab Mekah tahun 570 M yang melihat benda-benda terbang pada waktu itu hanya mengerti bahwa itu ialah burung. Demikian juga Alloh menyebukan dengan kata "thairan abaabil", supaya mudah di pahami umat waktu itu.
Semua uraian tentang burung ababil dalam kitab-kitab tafsir juga tidak berasal dari Rosulluloh saw. jadi, derajatnya pun hanya sebagai kisah, bukan dalil Qath'iy yang tidak boleh dibantah. Kalo toh memang Abaabil adalah burung yang berterbangan, bagaimana mungkin orang Arab waktu itu bisa meliahat batu kerikil panas yang kecil di gigit di paruhnya dan dua lagi di genggam di cakarnya. Lagi pula, konon peristiwa itu terjadi dilembah sunyi yang bernama Wadimuhassir antara Mina dan Muzdalifah, dan siapa yang menyaksikan secara mendetail?
Mungkin saja itu hanya imajinasi para periwayat saat itu. Maka seharusnya imajinasi mutakhir pun dibolehkan selama tidak menyangkut soal akidah. Tidak mustahil bahwa barangkali yang dimaksud dengan Abaabil adalah satu skuadron peswat tempur milik negara Islam abad ke-21 ini. Lantas, bagai mana bisa masuk ke dalam peristiwa itu? teori lompata waktu sudah semakin mendekati kenyataan. Al-Qur'an sendiri banyak mengungkapkan perjalanan antar waktu, tentang relativitas waktu. Kisah Isra' mi'raj Nabi Muhammad saw. Sholat besama Nabi-Nabi tgerdahulu, merupakan perjalanan ke masa lampau. Mungkin saja satu rombongan pesawat tempur muslim tadi sedang terbang berpatroli, lalu terjebak dalam pusaran angin di atas laut merah, yang ternyata adalah lorong waktu?
Mereka terbawa mundur ke abad ke 6 M di atas Jazirah Arabia dan melihat ada pasukan tentara bergajah akan menyerang Ka'bah. Bisa jadi pilot-pilot muslim itu hafal surat AL-Fiil sehingga mereka tau niat buruk pasukan darat itu, lalu secara refleks menmbaki gencar dari udara. Jadi, mungkin merekalah burung-burung abaabil yang dikirim Alloh menjadi pelaku peristiwa mukjizat.
Urayan dalam kitab-kitab tafsirpun sudah mirip. Mereka bisa disebut dikirim Alloh karena sebagai pilot yang beriman pasti akan membela Ka'bah. Bagaimana nasib mereka kemudian? apakah bisa kembali ke abad sekarang? kita semua tidak tahu keadaan mereka. Ada pendapat bahwa mereka tidak bisa kembali lagi karena kehilangan kendali akibat lompatan waktu dan mereka meninggal, ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu kehabisa bahan pangan dan bahan bakar, semua itu Wallahu'alam Bishawab. Maka kisah dielamatkannya Ka'bah oleh burung-burung abaabil yang di kirim Alloh akan tetep menjadi misteri. Barangkali kelak bila mesin waktu sudah ditemukan kita bisa mundur ke tahun 570 dan melihat sendiri peristiwa pasukan gajah di Mekah, apakh burung atau pesawat tempur. Walahu'alam.
Sumber: www.lamankongsi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar