28 Desember 2012

Nabi Isa AS Wafat Dan Keadaan Umat Setelahnya

Nabi Isa AS Wafat Dan Keadaan Umat Setelahnya


Besok Nabi Isa AS juga akan menikah, sedangkan wanita yang diperistri adalah bangsa Asqalan. Dalam pernikahannya ini beliau dikaruniai dua putra, yang satu bernama Muhammad dan yang satunya lagi bernama Musa.3

Nabi Isa AS kemudian pergi haji ke Masjidil Haram, kemudian dilanjutkan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah. Di sana beliau sakit sampai akhirnya meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dimakamkan di sebelah makam Rasulullah SAW.

Adapun untuk lebih mengetahui tentang perjalanan Nabi Isa AS kehadiran Dajjal dan Ya’juj Ma’juj bisa dibaca dalam kitab-kitab klasik karangan Ulama Salaf. Kesemuaannya ini tentunya juga berdasarkan Al-Qur’an dan hadits-hadits sahih. Atau juga bisa dibaca hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari An-Nawwas bin Sim’an Al-Kilabiy RA. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Riyadlush Shalihin. Sedangkan untuk mengetahui pembahasan yang lebih luas, bacalah kitab Badai’uz Zuhur atau kitab Nurul Abshar atau kitab Hayawatul Hayawan dan Syamsul Ma’arif.

Setelah Nabi Isa AS wafat, tidak begitu lama manusia banyak yang murtad, melupakan dan keluar dari agama Islam. Manusia banyak yang kembali dalam kekufuran dan kemusyrikan. Banyak negeri yang pada akhirnya dikuasai kembali oleh orang-orang kafir, sehingga lama kelamaan agama Islam bagaikan seorang anak yatim yang tidak ditunggui oleh orang tua dan keluarganya. Hukum-hukum Allah yang pernah jadi pijakan dan landasan hidup yang pernah dijalankan oleh Nabi Isa AS akhirnya menjadi sia-sia belaka, manusia banyak yang durhaka dan lupa terhadap Tuhannya. Mereka terlalu sibuk dan telah terbuai dalam urusan-urusan duniawi sehingga urusan-urusan agama yang telah diyakininya terbengkalai.

Pada masa-masa seperti ini keadaan dunia tidak menentu, sebab sudah mendekati kehancuran, pintu taubat segera ditutup. Karena itu, celakalah bagi orang-orang yang tidak ingat akan tuhannya. Inilah saat-saat yang menentukan bagi perjalanan hidup umat manusia, apakah ia termasuk orang yang celaka ataukah orang yang bahagia, keimanan dirinya yang menentukan.

Adapun orang yang mengerti dan menyadari adanya tanda-tanda alam ini, tentunya ia akan senantiasa semakin mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak taubat kepada-Nya, menyesali segala dosa dan kekhilafan yang pernah dilakukan. Karena mulai saat ini, keadaan dunia tidak bertambah tentram, keadaan dunia semakin lama semakin kacau. Orang mukmin bertambah hari bertambah habis, sehingga dunia ini hampir hanya dihuni oleh orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT. Hanya tinggal sedikit orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Pada puncaknya matahari tidak terbit sampai tiga hari, kemudian matahari terbit dari arah Barat bersamaan dengan bulan, sesampai di tengah langit matahari dan bulan kembali lagi ke arah Barat. Setelah itu tunggu kehancuran alam ini, karena yang disebut dengan kiamat sudah amatlah dekat.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

3 Wafirru Ilallah, hal: 68, 69.

27 Desember 2012

Nabi Isa AS Memimpin Umatnya

Nabi Isa AS Memimpin Umatnya


Pada zaman ini Nabi Isa AS akan menjadi Hakim yang adil dan bijaksana bagi seluruh umat manusia berdasarkan Syari’at Rasulullah SAW. Pada saat itu Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain (seperti hadits dan kitab-kitab fiqih empat madzhab) sudah diporak porandakan oleh Dajjal dan pengikutnya. Akhirnya Nabi Isa AS bermunajat memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT, kemudian beliau pergi ke sungai Jaihun.

Ketika Nabi Isa AS datang ke sungai Jaihun, tiba-tiba ada peti yang keluar dari tengah sungai, kemudian Nabi Isa AS membawa peti tersebut. Ternyata didalam peti tersebut berisi Al-Qur’an dan kitab-kitab karangannya Syekh Abul Qasim Al-Qusyairiy RA.1 Dengan Al-Qur’an dan kitab-kitab tersebut Nabi Isa AS mulai menata kembali peradaban manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah atau juga berdasarkan Syari’at Rasulullah SAW dengan tidak berpegangan hanya dengan satu madzhab saja, tetapi ini telah dijaga oleh Allah dari kesalahan dalam menetapkan suatu hukum.

Sewaktu Nabi Isa AS hendak menjalankan hukum pemerintahannya, tiba-tiba Malaikat Jibril datang kepada beliau untuk memberitahu tentang akan datangnya Ya’juj Ma’juj dan menyampaikan perintah dari Allah SWT agar Nabi Isa AS dan kaum Muslimin yang lain mengungsi ke gunung Thur. ternyata benar, tidak begitu lama Ya’juj Ma’juj keluar dari sarangnya (tempat mereka ditahan). Keluarnya Ya’juj Ma’juj ini bagaikan keluarnya semut dari lubang. Dari sinilah permukaan bumi ini mengalami kerusakan total akibat ulah Ya’juj Ma’juj.

Nanti pada zamannya Nabi Isa AS rakyat mutlak dibebaskan dari membayar pajak. Hal ini berbeda dengan pendapat Qadli Iyadl. Mana pendapat yang benar? Wallahu A’lam. Dan pada saat itu tidak ada babi atau celeng berkeliaran dengan bebas, apabila ada babi atau celeng yang berkeliaran tentu akan dibunuh oleh pemerintahan Nabi Isa AS karena babi dan celeng itu merupakan makanan kesukaan orang kafir dan haram dimakan oleh orang Islam. Walhasil, setiap perkara yang sudah jelas haramnya menurut nash Al-Qur’an pasti dilenyapkan oleh Nabi Isa AS. Tindakan demikian ini untuk memberi pengertian kepada orang kafir, bahwa apa yang mereka makan itu adalah haram dan batil.

Menurut pendapat yang terpilih dari madzhab Syafi’i dan madzhab Jumhur tentang wajibnya membunuh babi dan celeng setelah mampu, meskipun di negeri orang kafir. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim. Pendapat ini sekaligus menyalahkan dan menentang pendapat yang memperbolehkan memelihara babi dan celeng di negeri orang kafir dengan qayyid, asal tidak ada yang makan.

Pada zamannya Nabi Isa besok tidak ada bedanya dengan zamannya Imam Mahdi, tidak ada agama selain agama Islam, tidak ada yang disembah selain Allah SWT. Orang yang jahat telah mati, fitnah telah lenyap, kemungkaran telah sirna, tidak ada penyakit menular, tidak ada pelacuran, tidak ada barang riba, tidak ada orang yang bertengkar, dan tidak ada orang yang saling bermusuhan. Semua orang merasa damai, aman, senang dan tentram, baik yang ada di daratan maupun yang ada lautan, semuanya senang bersaudara, senang bekerja sama dan tolong menolong, tidak ada orang melarat, tidak ada zakat, tidak ada orang yang minum-minuman keras. Sehingga tidak ada kemaksiatan.

Di zaman Nabi Isa AS seluruh penduduk langit, penduduk bumi, ikan di laut, binatang di hutan, semuanya ridla dan patuh terhadap perintah Nabi Isa AS. Sehingga harimau bisa berkumpul dengan kambing, kucing bisa hidup rukun bersama tikus, ular berkumpul dengan katak, bahkan anak-anak kecil bermain dengan kalajengking, kelabang dan ular tidak khawatir digigit. Bumi pun menjadi subur mengeluarkan segala macam tetumbuhan yang memberikan banyak berkah, kembali seperti keadaan zaman Nabi Adam AS. Karena berkahnya tanaman, sampai-sampai anggur satu ikat tidak habis dimakan orang sepuluh. Begitu juga sebuah delima tidak habis dimakan orang sepuluh, sehingga sisanya lebih banyak dari pada yang dimakan.

Cahaya Islam bersinar terang di mana-mana, semangat beribadah senantiasa berkobar di hati kaum Muslimin, sehingga pada zaman itu disebut zaman keemasan bagi kaum Muslimin. Angin Shaba (angin rahmat) senantiasa meniupkan hawa sejuk yang sangat nikmat. Sampai-sampai ada orang melihat mayat berkata “Alangkah baiknya kamu hidup lagi untuk merasakan senangnya hidup ini”.

Suasana ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan umat manusia pada waktu itu lamanya sampai kira-kira 70 tahun.2


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

1 Wafirru Ilallah, hal: 60
2 Wafirru Ilallah, hal: 67

Nabi Isa AS Berperang

Nabi Isa AS Berperang


Nabi Isa AS nantinya akan berperang Salib seperti yang dilakukan oleh Imam Mahdi, tentaranya adalah para malaikat dan jin. Pada saat itu dunia Islam juga melakukan peperangan melawan orang-orang kafir mengikuti jejak Nabi Isa dan diberi kemenangan oleh Allah SWT. Pada pertempuran itu orang-orang kafir banyak yang tewas, sedangkan mereka yang masih hidup melarikan diri dan berlindung dibalik pepohonan dan bebatuan. Akan tetapi Nabi Isa AS dan kaum Muslimin tidak mengalami kesulitan dalam memburu mereka, sebab setiap pohon dan batu yang digunakan mereka untuk berlindung dapat memberi tahu kepada kaum Muslimin, bahwa dirinya digunakan untuk berlindung oleh orang-orang kafir.

Gambaran adanya pertempuran itu telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin berperang melawan Yahudi sehingga kaum Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pepohonan. Maka berkatalah batu dan pepohonan itu (memberi tahu kaum Muslimin): “Wahai orang Islam, ini ada orang Yahudi dibelakangku, kemarilah dan bunuhlah dia”.” (HR Bukhari dan Muslim)


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Nabi Isa AS Turun Ke Bumi

Nabi Isa AS Turun Ke Bumi


Nabi Isa AS itu adalah putranya Maryam binti Imran, beliau termasuk diantara Ulul Azmi yang artinya bahwa beliau itu termasuk diantara para Rasul yang sangat tabah hatinya dalam menjalani berbagai macam cobaan dan rintangan. Beliau dilahirkan di Baitul Lahm, yaitu suatu tempat yang berdekatan dengan Baitul Maqdis di Palestina dan terlahir tepat pada malam Senin pada tanggal 29 bulan Kaihak, yaitu bulan bangsa Qibthiy atau pada bulan januari tahun 600 sebelum Hijrah.

Tingginya Nabi Isa sedang, rambutnya hitam pekat, kulitnya putih, dan belum pernah menikah sejak beliau diangkat oleh Allah ke langit dari kejaran Bani Israil yang hendak membunuhnya.

Sebagai tanda dari dekatnya hari kiamat adalah turunnya kembali Nabi Isa AS ke dunia ini. Nabi Isa AS turun ke dunia ini bukan untuk menyebarkan agama Nasrani, melainkan untuk menerapkan syari’ah Islam serta tidak membenarkan ajaran agama selain ajaran agama Islam. Sebab pada saat itu umat manusia banyak yang menjadi pengikut Dajjal yang kafir, sehingga tidak sedikit kaum Muslimin yang lemah imannya sehingga terpengaruh dan menjadi pengikut Dajjal. Untuk itu Nabi Isa AS akan mengingatkan umat manusia bahwa Dajjal itu adalah kafir dan ajaran yang dibawanya adalah sesat.

Nabi Isa akan memerintah di muka bumi ini dengan adil serta berdasarkan syari’ah yang dibawa oleh Rasulullah SAW yang telah banyak ditinggalkan orang, karena banyak yang menjadi pengikut Dajjal. Diantara tujuh dari misi diturunkannya Nabi Isa AS ke bumi adalah untuk membunuh Dajjal yang telah banyak menyesatkan orang. Setelah itu Nabi Isa akan menetap di bumi ini untuk beberapa saat lamanya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Adapun mengenai diturunkannya Nabi Isa AS serta tugas yang akan diemban beliau dalam misinya telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, sungguh sudah amat dekat saat turunnya Isa putera Maryam di kalangan kalian semua, yang bertindak sebagai seorang Hakim yang adil. Ia akan memecahkan semua kayu palang salib, membunuh babi, menghapuskan pajak dan pada waktu itu, harta melimpah ruah, sampai seorangpun tidak ada yang mau menerima harta yang disedekahkan kepadanya. Sampai-sampai satu sujud lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada di dalamnya”.

Kemudian Abu Hurairah RA berkata: “Bacalah, jika kamu semua menginginkannya: “Tidak ada sama sekali golongan ahli, melainkan pasti mereka beriman kepada Isa sebelum wafatnya beliau ini, yaitu setelah turunnya ke bumi dan sebelum tibanya hari kiamat. Pada hari kiamat nanti Nabi Isa AS akan menjadi saksi atas mereka semua”.” (HR Bukhari dan Muslim)


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Zamannya Ya’juj Ma’juj

Zamannya Ya’juj Ma’juj


Pada zaman Ya’juj Ma’juj banyak kaum Muslimin yang menderita, hidup serba susah dan sengsara, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang meninggal karena sulit mendapatkan air dan makanan. Semua tanaman dan air habis dilalap oleh Ya’juj Ma’juj. Karena itu, kaum Muslimin bersama Nabi Isa AS mengungsi ke gunung Thur untuk menyelamatkan diri dari kerusakan yang dilakukan oleh Ya’juj Ma’juj.

Di gunung itupun kaum Muslimin lama kelamaan juga kesulitan makanan, persediaan bekal yang dibawanya habis. Untuk turun ke gunung tidak mungkin, disamping tidak ada makanan di bawah, juga khawatir akan menjadi mangsa Ya’juj Ma’juj. Akhirnya satu-satunya jalan adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT. Nabi Isa AS dan kaum Muslimin kemudian berdo’a kepada Allah agar Ya’juj Ma’juj dimusnahkan.

Allah kemudian mengabulkan do’a Nabi Isa dan kaum Muslimin tersebut, dengan menurunkan ulat yang banyak sekali untuk menggerogoti leher Ya’juj Ma’juj. Ada yang berpendapat, Allah menurunkan penyakit hidung pada Ya’juj Ma’juj. Dalam waktu singkat seluruh Ya’juj Ma’juj mati secara bersamaan, tidak ada yang tersisa.

Dalam riwayat lain disebutkan: Bahwa matinya Ya’juj Ma’juj itu disebabkan amukan angin topan, yaitu angin yang pernah digunakan untuk membinasakan kaum ‘Ad. Akibat dari besarnya tiupan angin tersebut, dalam waktu satu jam Ya’juj Ma’juj sudah mati semua tidak ada yang tersisa.

Nabi Isa dan kaum Muslimin kemudian bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya. Namun mereka masih dihadapkan oleh kesulitan yang lain, yaitu banyaknya bangkai Ya’juj Ma’juj yang berserakan dimana-mana, apalagi bangkai-bangkai tersebut sudah membusuk yang baunya menusuk hidung. Lalu Nabi Isa AS dan kaum Muslimin berdo’a kepada Allah agar bangkai-bangkai Ya’juj Ma’juj itu dihilangkan dari permukaan bumi. Tidak begitu lama do’a mereka dikabulkan. Allah mengutus ribuan burung yang besarnya seperti unta. Burung-burung ini menyambar setiap bangkai Ya’juj Ma’juj sampai habis tidak tersisa, lalu bangkai-bangkai dibuang di tempat yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Melihat adanya pertolongan Allah ini Nabi Isa AS dan kaum Muslimin memanjatkan syukur kepada-Nya. Namun ada lagi masalah yang mengharuskan memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah, yaitu banyaknya kotoran yang ditinggalkan oleh Ya’juj Ma’juj. Kotoran ini berserakan dimana-mana, hampir tidak ada tempat yang tidak dikotori oleh Ya’juj Ma’juj. Untuk itu, Nabi Isa AS dan kaum Muslimin berdo’a lagi kepada Allah, memohon diberi pertolongan agar permukaan bumi ini bersih dari kotoran Ya’juj Ma’juj. Allah lalu menurunkan hujan yang lebat sekali, akhirnya dalam waktu singkat kotoran-kotoran Ya’juj Ma’juj ini hilang dari permukaan bumi terbawa oleh air hujan.

Setelah itu kehidupan kaum Muslimin semakin baik. Pada saat itu Nabi Isa AS menjalankan Syari’ah Rasulullah dalam menata kehidupan masyarakat Islam, dan banyak orang kafir yang masuk Islam. Akan tetapi masa seperti ini amatlah singkat dan tidak berlangsung lama, hanya berlangsung selama masa hidupnya Nabi Isa AS.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Lamanya Imam Mahdi Hidup Di Dunia

Lamanya Imam Mahdi Hidup Di Dunia



Lamanya Imam Mahdi memegang pemerintahan di dunia ini berdasarkan Syari’ah Nabi Muhammad SAW selama 10 tahun. Ada juga yang berpendapat, bahwa Imam Mahdi memegang kekuasaan di dunia ini lamanya adalah 7 tahun. Pendapat ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

“Sesungguhnya Imam Mahdi itu akan menetap selama tujuh tahun.” (HR Abu Daud)

Setelah itu beliau wafat di kota Kuah. Akan tetapi sebelum wafat, semasa hidupnya beliau telah melakukan perang melawan Dajjal, mengadakan pertemuan dengan Nabi Isa AS, dan telah membawa suatu pemerintahan dibawah naungan hukum Syari’ah, telah membawa pemerintahan dalam suatu zamaan keemasan, zaman yang penuh dengan kemakmuran, zaman yang penuh dengan kedamaian, zaman yang penuh dengan ketentraman serta zaman yang serba kecukupan sebelum kiamat datang.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Imam Mahdi Mengatur Pemerintahan

Imam Mahdi Mengatur Pemerintahan


Dalam mengatur pemerintahan, Imam Mahdi bertempat tinggal di tanah Arab. Namun hukum pemerintahannya bisa dilaksanakan ke seluruh dunia. Sedangkan untuk mengendalikan jalannya pemerintahan di negeri-negeri Ajam (selain bangsa Arab), Imam Mahdi mengangkat wakilnya (semacam Gubernur). Para wakil tersebut diambilkan dari orang-orang terpilih dan benar-benar cakap. Imam Mahdi itu mempunyai wakil atau gubernur yang banyak sekali, yang diambil dari para Wali Allah yang berbangsa Ajam untuk membantu Imam Mahdi dalam menegakkan hukum dan ajaran Islam.

Pada masa Imam Mahdi inihukum Islam benar-benar dilaksanakan, tiada peraturan yang mengatur negara dan rakyat selain hukum Islam. Hal ini telah dijelaskan dalam suatu hadits:

“Imam Mahdi itu lebar dahinya, mancung hidungnya. Seluruh isi bumi olehnya dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan, yang sebelumnya bumi ini penuh dengan kedzaliman dan penganiayaan. Imam Mahdi menegakkan Syari’at Islam, serta menghidupkan apa-apa yang sudah tercecer dari Sunnah Rasulullah SAW. Sejak itu Islam menjadi jaya dan luhur kalimatnya. Yakni di masa kekuasaan Imam Mahdi tersebut, sehingga dapat ditetapkan pemerintahannya di atas bumi.” (HR Abu Daud)

Pada zamannya Imam Mahdi nanti agama Islam yang sebelumnya dianggap rendah dan hina menjadi agama yang mulia dan diagungkan. Orang yang buruk tingkah lakunya banyak yang meninggal, fitnah-fitnah pun hilang. Di tengah masyarakat tidak ada pelacuran, tidak ada barang riba, tidak ada orang yang minum arak (khamer). Hati setiap orang merasa damai, tentram dan menerima semua ketentuan Allah dan ajaran agama Islam, dimana-mana masyarakat tampak rukun, tentram dan bersaudara, orang yang tadinya melarat bisa menjadi kaya, dimana-mana orang tampak makmur hidupnya, murah sandang dan pangan, sampai-sampai sedekah dibawa keliling ke tengah masyarakat tidak ada yang mau menerima, karena semua orang juga ingin bersedekah. Hal ini tidak lain dikarenakan ekonomi mereka sudah lebih dari cukup.

Suasana kemakmuran di zaman Imam Mahdi ini telah dijelaskan dalam suatu hadits:

“Imam Mahdi dikaruniai ketetapan kekuasaan, di masa pemerintahannya amat luaslah rizki umat, karena memang betul-betul berlaku secara adil dan banyak pula harta yang diberikan. Ia menyebarkan harta itu dengan merata sekali, tanpa menghitung jumlah sama sekali.” (HR Muslim)

Zaman Imam Mahdi itu bisa dikatakan sebagai zaman keemasan bagi suatu pemerintahan dibawah naungan hukum Syari’ah, belum pernah ada suatu pemerintahan yang semakmur dan sedamai seperti pada masa pemerintahan Imam Mahdi. Akan tetapi zaman keemasan ini hanya berlangsung ketika masa hidupnya Imam Mahdi saja, dan ini sebagai tanda dari semakin dekatnya hari kiamat Kubra (kiamat besar).


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Imam Mahdi Bersidang Dan Berperang

Imam Mahdi Bersidang Dan Berperang


Setelah Imam Mahdi hadir di alam ini, sebelum ia melaksanakan tugasnya, pertama-tama yang dilakukan adalah bermunajat kepada Allah SWT memohon petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. Beliau senang menyendiri di dekat Ka’bah untuk beribadah dan memohon petunjuk dari Allah SWT.

Pada suatu saat, ketika beliau sedang bermunajak kepada Allah SWT diikuti oleh 313 orang lelaki. Kemudian ia langsung mengadakan sidang kilat dengan ke 313 orang tadi. Dalam sidang tersebut beliau berkata kepada mereka yang hadir: “Bahwa dirinya telah dikehendaki oleh Allah untuk menata peradaban manusia dengan menegakkan syari’at Islam yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW, Nabi akhir zaman”.

Kemudian Imam Mahdi membaiat para pembantunya serta merumuskan undang-undang Islam berdasarkan atas syari’at yang di bawa oleh Rasulullah SAW Nabi akhir zaman, dan syari’at tersebut akan dipergunakan untuk menata dan memerintah uat Islam.

Setelah selesai melakukan sidang, Imam Mahdi pergi ke Kufah (masih termasuk wilayah Iran) disana Imam Mahdi mulai mempersiapkan tentaranya untuk berperang, yaitu perang salib, perang karena membela dan menegakkan agama Allah SWT bukan karena urusan atau kepentingan yang lain.

Apa yang dilakukan oleh Imam Mahdi sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sahabat dalam menegakkan panji-panji dan ajaran Islam, yaitu dengan melakukan perang salib. Setiap peperangan atau pertempuran yang dilakukan oleh Imam Mahdi dan para pengikutnya dalam usaha untuk membela dan menegakkan panji-panji dan ajaran agama Islam melawan orang-orang Kafir, atas kehendak Allah SWT selalu membawa keberhasilan dan kesuksesan.

Dalam setiap pertempuran yang dilakukan, disamping ia dijaga oleh Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail, ia juga dapat bala bantuan dari para Malaikat yang lain. Bala bantuan dari para Malaikat itu jumlahnya sangat banyak, yang bisa mencapai 3.000. ia juga memerangi orang-orang yang melanggar undang-undang Islam yang telah ditetapkan dan diberlakukan.

Serangan yang dilakukan oleh Imam Mahdi terhadap orang-orang Kafir bagaikan burung elang yang meliuk-liuk di angkasa dengan gagahnya menyambar mangsanya. Banyak musuh yang pontang panting melarikan diri dan akhirnya tewas. Bagi mereka yang masih hidup dan tidak segera menyerah, mereka melarikan diri dengan terbirit-birit dan sangat ketakutan, bagaikan seekor tikus yang sangat ketakutan karena bertemu kucing. Dalam waktu yang sangat singkat, seluruh pemerintah yang ada di dunia ini dapat dikendalikan oleh Imam Mahdi dengan menggunakan hukum Islam.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Pertemuan Imam Mahdi Dengan Nabi Isa AS

Pertemuan Imam Mahdi Dengan Nabi Isa AS



Sejak turunnya Nabi Isa AS ke bumi ini, maka Imam Mahdi pun ingin bertemu dengan beliau. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginannya tersebut Imam Mahdi pergi ke kota Damaskus, di sana sudah penuh manusia yang ingin bertemu dan melihat Nabi Isa AS. Tidak sedikit diantara mereka yang tidak bisa melihat Nabi Isa AS, hal ini dikarenakan banyaknya umat manusia yang ingin bertemu dengan Nabi Isa AS. Meskipun demikian atas sekehendak Allah, Imam Mahdi dapat bertemu dengan Nabi Isa AS.

Pertemuan Imam Mahdi dengan Nabi Isa AS ini terjadi di dalam waktu Ashar di dalam Masjid Jami’ Bani Umayyah yang berada di kota Damaskus. Kedua orang itu demikian bermalam di Masjid tersebut untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Ketika menjelang pagi hari, keduanya mendengar sayup-sayup suara adzan. Ada yang mengatakan bahwa yang mengumandangkan adzan pada waktu itu adalah Malaikat Jibril. Suara adzan yang berkumandang ini bersamaan dengan keluarnya fajar shidiq. Tidak begitu lama kemudian, keduanya mendengar sayup-sayup suara iqamah. Kemudian Nabi Isa AS dan Imam Mahdi melakukan shalat subuh secara berjama’ah. Imam Mahdi yang menjadi Imam, sedangkan Nab Isa AS dan kaum muslimin yang lainnya menjadi makmumnya.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

22 Desember 2012

Nabi Isa AS Turun Ke Bumi Dan Matinya Dajjal

Nabi Isa AS Turun Ke Bumi Dan Matinya Dajjal


Pada suatu hari Imam Mahdi melakukan peperangan dengan Dajjal di daerah Bani Hasyim, di situ kaum muslim dikejar-kejar oleh Dajjal, tetapi mereka bisa lolos dengan naik ke gunung Dukhan. Pada saat kaum muslimin sedang dikejar-kejar oleh Dajjal dan pengikutnya, tiba-tiba terdengar kalau Nabi Isa AS turun dari langit.6 Turunnya Nabi Isa AS ini langsung berada di atas menara putih yang berada di sebelah timur kota Damaskus, yang menjadi ibu kota Syiria.

Setelah mendengar turunnya Nabi Isa AS di Syiria, maka banyak orang berbondong-bondong datang ke sana, mereka datang dari berbagai penjuru dunia ingin melihat wajah Nabi Isa AS. Kedatangan mereka ke Damaskus bagaikan air semakin lama semakin penuh sesak oleh lautan manusia yang datang dari seantero jagad, bahkan sampai terjadi orang jatuh terinjak-injak karena padat dan penuhnya manusia yang ingin melihat Nabi Isa AS.

Kedatangan Nabi Isa AS ini membuat Dajjal kalang kabut, akhirnya ia melarikan diri. Akan tetapi Nabi Isa AS terus memburunya sampai akhirnya Dajjal tertangkap oleh Nabi Isa AS di daerah Babilud, yaitu sebelah tenggara ibu kota Palestina, Baitul Maqdis atau Yerussalem, kira-kira jaraknya sejau 3 Km. di tempat itulah Dajjal dibunuh oleh Nabi Isa AS.

Menurut sebagian cerita, Nabi Isa AS tidak bisa mengejar larinya Dajjal, kemudian beliau bersabda kepada bumi: “Wahai bumi, telanlah kaki Dajjal”. Pada saat itu Dajjal menginjak tanah kampung Lud (yang dulunya menjadi perkampungan kaum Lud). Dengan demikian akhirnya Dajjal tidak bisa melarikan diri lagi, kemudian Nabi Isa AS mendatanginya dengan menatap tajam wajah Dajjal seraya berkata “Wahai Dajjal, engkau telah mengaku sebagai Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi serta seisinya. Sudah berapa lama engkau hidup di dunia ini?, dan sudah berapa banyak umat manusia yang telah engkau sesatkan?, sekarang siapa yang akan engkau sembah?”.

Mendengar bentakan Nabi Isa AS tersebut, Dajjal bungkam seribu bahasa, ia tidak berani berkutik sedikitpun, juga tidak berani membantah. Menurutnya sewaktu Nabi Isa AS membentak dirinya, mulut Nabi Isa AS bagaikan mengeluarkan api yang menjilat-jilat, sedangkan suaranya bagaikan suara halilintar yang memenuhi isi jagad raya ini. Hal ini yang membuat tubuh Dajjal menggigil ketakutan, akhirnya tubuhnya itu mengecil. Dajjal hilang kekuatannya, hilang kewibawaannya dan tampak lemas serta kelemahan.

Tanpa membuang waktu lagi akhirnya Nabi Isa AS menancapkan pedangnya pada leher Dajjal, maka mengalirlah darah segar dari leher Dajjal, ia meronta-ronta kesakitan dalam sakaratul mautnya, suaranya bagaikan sapi yang disembelih. Pada akhirnya Dajjal mati, sedangkan tempatnya ia kembali adalah jelas ke Neraka.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

6 Turunnya Nabi Isa AS ini pada waktu Dzuhur. Dalam riwayat yang lain disebutkan, bahwa turunnya Nabi Isa AS itu awal waktu Ashar.

Kota Madinah Tidak Bisa Dimasuki Dajjal

Kota Madinah Tidak Bisa Dimasuki Dajjal

Ketika seluruh penjuru dunia sudah dimasuki Dajjal dan ia memperoleh banyak pengikut, kemudian Dajjal bermaksud memasuki kota Madinah, karena di kota suci tersebut banyak kaum muslimin dan non Islam berlindung untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal.

Pada saat ia hendak memasuki kota Madinah, ia dihadang oleh para Malaikat yang menjaga kota tersebut, akhirnya Dajjal menunggu keluarnya kaum kafir dari kota tersebut di luar Madinah. Maka tidak begitu lama terjadi gempa di Madina sampai tiga kali. Hal inilah yang menyebabkan kaum kafir dan munafik keluar dari kota Madinah. Sebagaimana keterangan yang disebutkan dalam hadits Shahih:

"(Ketika) Dajjal datang (ke kota Madinah) sehingga sampai di pinggir kota Madinah, maka terjadilah gempa di kota Madina sampai tiga kali, maka keluarlah dari kota tersebut seluruh orang kafir dan munafik." 2 (HR Bukhari)

Dengan keluarnya orang-orang kafir dan orang-orang munafik dari kota suci Madinah, maka dengan mudah Dajjal menangkapi mereka dan mempengaruhi agar mereka mau mengikuti jejaknya. Pada zaman Dajjal, orang-orang kafir dan orang-orang munafik tidak bisa menyelamatkan diri, dimanapun dan kemanapun mereka pergi akan diburu oleh Dajjal, meskipun mereka berlindung di kota Makkah atau Madinah yang suci. Dajjal dengan segala daya dan upayanya akan setia menunggu sampai mereka keluar dari kedua kota suci tersebut. Sebab Dajjal tidak mampu menerobos penjagaan Malaikat untuk memasuki kedua kota suci tersebut.

Hal ini sebagai mana telah ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan bisa masuk Madinah ancaman pendusta (Dajjal). Pada saat itu Madinah memiliki tujuh pintu, setiap pintu dijaga oleh dua Malaikat." 3 (HR Bukhari)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda tentang ketidak mampuan Dajjal memasuki kota Madinah, bahkan penyakit Tha'un pun juga tidak mampu menyerang penduduk kota Madinah. Seperti yang beliau jelaskan dalam hadits berikut:

"Ketika Dajjal mendatangi kota Madinah, ia bertemu dengan para Malaikat yang menjaga kota itu, maka Dajjal tidak berani mendekatinya. Penyakit Tha'un juga tidak bisa menyerang kota Madinah, apabila Allah menghendkinya." 4 (HR Bukhari)


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

2 Bersumber dari Anas bin Malik, Bukhari I/231.
3 Bersumber dari Abi Bakrah, Bukhari I/232.
4 Bersumber dari Anas bin Malik, Bukhari I/233.  

21 Desember 2012

Keluarnya Imam Mahdi

Keluarnya Imam Mahdi


Imam Mahdi itu adalah seorang lelaki yang masih muda, mukanya bersinar, jenggotnya sempurna, pada pipi kanannya terdapat tahi lalat (Jawa andeng-andeng), kulitnya bangsa Arab (kulitnya tidak kuning dan tidak pula hitam). Bentuk tubuhnya seperti bentuk tubuh Israil (artinya besar tinggi). Ia dijuluki dengan sebutan Imam Mahdi, nama aslinya adalah Muhammad (atau Ahmad), ia adalah putra Abdullah yang masih ada keturunan dari Rasulullah SAW dari Sayyid Husai putra Fatimah binti Muhammad SAW. Sebagaimana yang dijelaskan dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Hakim:

"Imam Mahdi itu termasuk dalam lingkungan Ahli kerabat atau keluarga Rasulullah SAW, yakni dari putri beliau yang bernama Fatimah." (HR Abu Daud dan Hakim)

Ketika sedang gencar-gencarnya fitnah yang dihembuskan oleh Dajjal dan para pengikutnya di alam ini, sehingga manusia banyak yang tertipu dan menjadi pengikutnya, tiba-tiba alam ini dikejutkan dengan adanya hatif (suara tanpa rupa) yang mengatakan: "Wahai manusia, sesungguhnya Imam Mahdi telah keluar di kota Makkah, ia berasal dari Desa Karimah". Keluarnya Imam Mahdi ini bertepatan pada malam sepuluh bulan Dzulhijjah, tahun ganjil dari tahun Hijriyah.5

Suara diatas tadi bisa didengarkan oleh seluruh umat manusia yang ada di jagad raya ini dan mereka juga mengerti dan fahan terhadap maksud dari suara tanpa rupa tersebut. Setelah mendengar kabar adanya Imam Mahdi yang telah turun ke bumi, maka banyak orang-orang yang berbondong-bondong pergi ke kota Makkah, mereka ingin mengetahui wajah Imam Mahdi yang sebenarnya, yang sedang mengasingkan diri fitnah Dajjal dan para pengikutnya. Sedangkan Iblis pada saat itu dalam keadaan bingung, karena orang yang akan menyelamatkan keimanan manusia telah datang, orang inilah yang nanti akan menjadi musuh utama Dajjal dan Iblis serta para pengikutnya. Dia telah ditakdirkan oleh Allah SWT untuk meredam fitnah yang disebarkan oleh Dajjal dan pengikutnya, menyelesaikan segala gejolak dan kerusakan yang ada di muka bumi, dan memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak yang diakibatkan oleh ulah Dajjal dan Iblis beserta seluruh pasukannya.

Mengenai turunnya Imam Mahdi ini telah dijelaskan dalam suatu hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Abu Saud dan Tirmidzi sebagai berikut:

"Sesungguhnya Imam Mahdi itu akan keluar di akhir zaman, namanya Muhammad bin Abdullah atau Ahmad bin Abdullah." (HR Imam Abu Saud dan Tirmidzi).

Begitulah kiranya Imam Mahdi yang akan turun ke bumi yang akan memperbaiki dan menyelamatkan peradaban manusia sehingga membuat Iblis sangat cemas dan ketakutan.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

5 Wafirru Illallah, hal. 41.

Keadaan Manusia Pada Zaman Dajjal

Keadaan Manusia Pada Zaman Dajjal


Pada zaman Dajjal nanti, setiap negeri yang didatangi Dajjal penduduknya bagaikan padi yang ada di dalam gilingan. Mereka berlari kesana kemari karena takut kepada Dajjal. Bagi keluarga mukmin mereka lebih senang berada di dalam rumah menjaga keluarganya agar tidak dipengaruhi oleh tipu daya Dajjal. Sebab padaa sat itu tidak sedikit kaum wanita yang jadi pengikut Dajjal. Karena itu sampai-sampai orang lelaki mengikat keluarganya di dalam rumah agar tidak keluar. Mereka khawatir bila keluarganya keluar rumah akan mudah terpengaruh oleh siasat Dajjal. Jika sampai mengikuti Dajjal, berarti telah melakukan kekufuran dan kemusyrikan.

Zaman Dajjal adalah zaman fitnah yang besar, tidak sedikit orang yang paginya beriman sorenya menjadi kafir. Hal ini menunjukan begitu hebatnya godaan fitnah yang melanda umat Islam. Pada saat itu memegang agama benar-benar seperti memegang bara api yang panas, bila dilepaskan dirinya menjadi mangsa Dajjal tetapi bila tetap dipegang godaan dan fitnah yang dihadapinya sangatlah besar dan berat. Karena itu pada saat Dajjal datang banyak orang yang melarikan diri ke hutan-hutan, sampai ada yang naik ke gunung. Hal ini mereka lakukan demi menyelamatkan diri dan akidahnya dari fitnah Dajjal. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam suatu hadits Shahih berikut ini:

"(Saat itu) manusia benar-benar melarikan diri dari Dajjal ke arah gunung." (HR Muslim)

Demikian keadaan manusia saat kedatangan Dajjal, mereka lebih memeilih menyelamatkan diri daripada menghadapinya. Sebab bila menghadapinya dikhawatirkan dirinya tidak mampu menjaga akidah dan keselamatan jiwanya. Sebab Dajjal tidak segan-segan berbuat aniaya terhadap orang yang membangkang. Inipun tidak seberapa asalkan akidahnya tetap ia pegang teguh sampai mati, dari pada mengikuti Dajjal dengan melepaskan akidah, ini yang celaka. Karena tindakannya ini jelas menjerumuskan dirinya ke dalam Neraka Allah SWT, sebab dia sudah melakukan kekufuran dan kemusyrikan.

Demikian juga dalam hal pemerintahan, tatanan pemerintahan negara pada zaman Dajjal menjadi rusak dan tidak beraturan. Hal ini bukan berarti Dajjal ingin berkuasa lalu menghancurkan satu persatu pemerintahan negeri yang sudah mapan dan baik. Akan tetapi dikarenakan sepak-terjang Dajjal yang menelusuri setiap negeri dengan menyebarkan tipu daya dan fitnahnya. Adapun untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal adalah menetapi kesabaran dan melanggengkan membaca sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi.

Segala kemampuan yang dimiliki oleh Dajjal itu bersifat istidraj, bukan mukjizat, bukan juga karomah. Sebab sudah jelas sekali kalau Dajjal itu adalah kafir yang menyesatkan, bukan Nabi dan bukan orang yang shalih, semua yang dilakukannya itu merupakan tipu muslihat belaka untuk menarik simpati orang lain agar mau mengikuti jejaknya yang sangat sesat tersebut.

Semoga Allah melindungi kita dari fitnah Dajjal...


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

19 Desember 2012

Allah SWT Memberi Istidraj Kepada Dajjal

Allah SWT Memberi Istidraj Kepada Dajjal


Dajjal ini termasuk yang mendapat Istidraj1 (dilulu), karena itu setiap tindakan dan ucapan Dajjal, Allah mengabulkannya. Seperti dia mengatakan: "Hai langit, turunkan hujan". Seketika itu juga hujan turun. Ia mengatakan kepada bumi: "Wahai bumi keluarkanlah seluruh simpananmu". Seketika itu bumi mengeluarkan emas, intan, perak dan lain sebagainya. Selanjutnya emas dan lainya tadi mengikuti kemana Dajal pergi. Bila Dajjal berkata kepada kayu yang sudah kering: "Keluarkanlah daunmu dan buah-buahanmu". Seketika itu kayu yang sudah kering tadi mengeluarkan dedaunan dan buahnya. Begitu juga ketika Dajjal berkata kepada bumi yang tandus dan kering: "Wahai bumi keluarkan tetumbuhan". Demikian pula ketika Dajjal berkata kepada sungai: "Wahai sungai, keringkan airmu", seketika itu sungai mengering. Sampai-sampai Dajjal diberikan kemampuan oleh Allah SWT dapat menghentikan perjalanan Matahari, sehingga satu hari menjadi beberapa bulan. Ia juga bisa mempercepat perjalanan Matahari, sehingga satu hari bisa menjadi satu jam saja.

Singkat cerita, segala ucapan Dajjal selalu dikabulkan oleh Allah SWT, karena memang Istidraj. Sampai-sampai bila seseorang ingin bertemu kedua orang tuanyta yang sudah meninggal puluhan tahun, Dajjal bisa mempertemukannya. Akan tetapi bukan orang tuanya yang sebenarnya, melainkan Setan yang menyerupai kedua orang tuanya. Kemudian Setan yang menyerupai kedua orang tuanya itu berkata: "Wahai anakku, percayailah dan imanilah Tuhan ini (yang dimaksud adalah Dajjal), agar hidupmu tidak sengsara. Coba perhatikan aku sebagai orang tuamu, kini hidupku bahagia dan senang di dalam surga, hal ini tidak lain karena aku beriman dan mengikuti Tuhan ini (Dajjal), bahwasannya Tuhanmu dan Tuhamku adalah ini (Dajjal)". Dengan demikian banyak orang Mukmin yang lemah imannya menjadi luntur, berbalik mengikuti jejak Dajjal. Bersama dengan itu, kehidupan orang Mukin sangat memprihatinkan, sengsara dan sangat sulit ekonominya.

Pada sat itu tidak ada makanan kecuali yang ada di tangan Dajjal dan para pengikutnya. Segala harta simpanan orang Mukmin tiba-tiba menjadi lenyap dan rusak akibat sihir Dajjal. Pada saat yang demikian sengsaranya kehidupan orang Mukmin, Setan merubah bentuk menjadi manusia sehingga ia bisa berkumpul dengan orang-orang Mukmin untuk mengajak orang Mukmin mengikuti jejak Dajjal sekaligus beriman kepadanya.  Tidak itu saja yang dilakukan oleh Setan dalam meruntuhkan keimanan orang Mukmin, mereka juga merubah bentuk dirinya menyerupai orang tuanya orang Mukmin, terkadang menyerupai kakeknya yang sudah mati atau menyerupai Kyainya. Dengan kata-kata yang manis membujuk orang Mukmin agar mau mengikuti Dajjal dan beriman kepadanya. Hanya orang-orang Mukmin yang tebal imannya yang menolak ajakan Setan tersebut, sedangkan bagi orang-orang afir, munafik dan orang yang lemah imannya tentu saja mau mengikuti saran Setan tersebut dan beriman kepada Dajjal.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

1 Istidraj adalah jauh dari rahmat Allah dan dekat kepada siksa-Nya secara berangsur-angsur (Ta'rifat: 20). Dalam kata ini mengabulkan segala permintaan dan keinginannya disertai dengan ancaman siksa.

Dajjal Mengaku Dirinya Tuhan

Dajjal Mengaku Dirinya Tuhan


Ketika Dajjal sudah mengaku dirinya sebagai Tuhan, tubuhnya secara spontas bertambah besar dan bertambah tinggi. Karena begitu besar dan begitu tingginya Dajjal sampai-sampai lautan yang dalam hanya sebatas pinggangnya saja. Bersamaan dengan itu tulisan kafir yang terdapat diantara kedua matanya juga semakain jelas, baik dilihat dari jauh maupun dilihat dari dekat. Bagi orang yang taat dan beriman pada Allah SWT mereka bisa membaca tulisan tersebut. Oleh karena itu, mereka mendustakan semua yang diucapkan oleh Dajjal, tetapi bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT mereka tidak bisa melihat tulisan tersebut sehingga mereka jadi pengikutnya Dajjal.

Dalam melakukan tipu dayanya, Dajjal membawa Neraka dan Syurga di tangannya. Syurga Dajjal tampak di dalamnya berisikan beraneka makanan dan minuman yang enak-enak yang disediakan bagi orang-orang yang mau mengikuti dan beriman kepada Dajjal. Sedangkan Neraka Dajjal di dalamnya tampak api yang menjilat-jilat, yang disediakan bagi orang-orang membangkang yang tidak mau mengikuti dan tidak beriman kepadanya.

Dalam hal ini sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
"Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar dengan membawa air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya itu adalah api. Sedangkan apa yang dilihat oleh manusia sebagai api, maka itu sebenarnya adalah air yang dingin dan tawar. Barang siapa yang menjumpainya, hendaklah menjatuhkan dirinyadalam apa yang dilihatnya sebagai api. Karena ini sesungguhnya adalah air tawar yang nyaman." (HR Bukhari dan Muslim)

 Orang-orang yang dimasukkan ke dalam Syurga Dajjal adalah orang-orang yang tertipu, orang-orang yang salah jalan, orang-orang yang terkena bujuk rayu Dajjal, meraka ini termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Untuk itu, mereka akan langgeng di dalam Neraka.

Sedangkan orang-orang yang dilemparkan ke Neraka Dajjal adalah orang-orang yang memperoleh petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT  karena mereka tetap dengan teguh memegang dan mempertahankan keimanan dan keyakinannya kepada Allah SWT sekaligus mendustakan segala ucapan dan bujuk rayu yang dilakukan oleh Dajjal. Mereka ini termasuk orang-orang yang mati syahid, orang-orang yang mati di jalan Allah, dan mereka kelak akan di tempatkan di dalam Syurga Allah SWT yang penuh dengan kenikmatan, serta langgeng di dalamnya.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

18 Desember 2012

Munculnya Dajjal Di Muka Bumi

Munculnya Dajjal Di Muka Bumi


Telah terjadi perbedaan pendapat dikalangan para Mufassir tentang tempat keluarnya Dajjal. Ada yang mengatakan Dajjal itu akan keluar dari negeri Khurasan, termasuk wilayah Iran. Ada lagi yang berpendapat bahwa Dajjal itu akan keluar dari negeri yang ada di antara Iraq dan Syiria. Pendapat yang terakhir ini berdasarkan hadits berikut:

Pada suatu pagi Rasulullah SAW menerangkan tentang Dajjal, beliau merendahkan dan meninggikan suaranya, sehingga kami seakan-akan dekat dengan sekumpulan lebah (maksudnya kurang bisa memahami tentang apa yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW).

Pada waktu petang hari kami bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau mengetahui kalau kami ingin bertanya. Lalu beliau (mendahului) berkata: “Ada keperluan apa?” kami menjawab: “Ya Rasulullah, tadi pagi engkau menceritakan tentang Dajjal, engkau menceritakannya dengan suara rendah dan (kadang-kadang) meninggi, sehingga kami merasakan seakan-akan dekat dengan kumpulan lebah (maksudnya tidak mengerti)”. Kemudia Rasulullah SAW berkata: "Selain Dajjal ada yang lebih kucemaskan bahayanya terhadap kamu (kaum muslimin), tentu aku yang mempertahankan kamu (kaum muslimin) terhadapnya. Dan kalau dia datang dan aku tidak bersama kamu (kaum muslimin), maka setiap orang membela dirinya sendiri dan Allah mengganti aku mempertahankan setiap Muslim".

“Sesungguhnya Dajjal itu adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, matanya celek, seolah-olah aku menyerupakannyadengan Abdul Uzza bin Qathan. Siapa diantara kamu yang mendapatkannya dibaca permulaan Surat Al-Kahfi. Sesungguhnya ia akan keluar di suatu tempat antara Iraq dan Syam atau Syiria. Lalu ia merusak kesebelah kanan dan merusak ke sebelah kiri”.

Kemudian kami bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi ini?” Rasulullah menjawab: “Empat puluh hari. Ada hari yang sama dengan setahun, ada yang sama dengan sebulan, ada yang sama dengan sepekan, dan hari yang selebihnya sama dengan hari biasa”.

Kami selanjutnya bertanya: “Ya Rasulullah, di hari yang sama dengan setahun itu cukupkah untuk kami melakukan shalat satu hari (lima waktu) ?” Rasulullah menjawab: “Tidak, kamu perkirakan saja ukurannya”. Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah berapa kecepatan perjalanan Dajjal di bumi ini?” Rasulullah menjawab: “Seperti hujan dihalau angin”.

Untuk itu, kaum Muslimin harus memperhatikan tentang perputaran waktu terutama jam-jam waktu shalat. Ini penting sekali agar shalatnya tidak teledor, sebab pada saat gencar-gencarnya fitnah yang dilakukan oleh Dajjal dan setan tida ada lagi tempat untuk berlindung kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan cara melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta menambah aktifitas beribadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, karena hanya Allah-lah yang bisa dimintai pertolongan dari gangguan dan fitnah Dajjal.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

16 Desember 2012

Jumlah Nabi dan Rasul Allah

Jumlah Nabi dan Rasul Allah


Jumlah Nabi Allah
Jumlah para Nabi yang menjadi utusan Allah SWT menurut salah satu riwayat adalah berjumlah 124.000 (seratus duapuluh empat ribu).
Syaikh Muhammad Ad dardiri mengatakan: Yang lebih utama tidak perlu membatasi dengan jumlah tertentu. Sebab kalau menyatakan bilangan itu boleh jadi memasukkan orang yang bukan Nabi menjadi Nabi dan yang pasti menjadi Nabi tidak termasuk Nabi. Krena boleh jadi akan lebih banyak dari kenyataannya atau mengeluarkan seseorang yang mestinya termasuk menjadi Nabi.
Adapun hadits yang menyatakan bahwa Nabi SAW ditanya tentang jumlah para Nabi, maka beliau menjawab: "Ada 124.000 dan dalam satu riwayat 224.000" adalah hadits Ahad yang tidak dapat memberi faidah pada keadaan yang pasti. Sedangkan di dalam i'tikad praduga-praduga itu tidak dianggap.

Jumlah Rasul Allah
Jumlah para Nabi yang menjadi utusan Allah (Rasul) menurut salah satu riwayat berjumlah 313, sama dengan jumlah sahabat yang ikut perang Badar.
Dalam riwayat lain disebutkan ada 314 Rasul, sama dengan jumlah pasukan tentara Raja Thaluth yang tabah dalam melawan tentara Jalut.
Riwayat lain menyebutkan ada 315. Diriwayatkan bahwa Allah mengangkat 8.000 Nabi, yang 4.000 dari kalangan Badi Israil dan yang 4.000 dari yang lainnya.

Perbedaan Antara Nabi dan Rasul
Rasul adalah manusia yang diperintahkan menyampaikan hukum-hukum kepada umatnya, sedangkan Nabi tidak diperintahkan. Tetapi ia disuruh menyampaikan kepada kaumnya kalau dirinya itu seorang Nabi agar dihormati.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media

Jumlah Kitab Yang Diturunkan Kepada Para Nabi

Jumlah Kitab Yang Diturunkan Kepada Para Nabi

Didalam suatu Riwayat, Ubay bin Ka'ab bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai berapa banyak kitab yang diturunkan oleh Allah. Rasulullah menjawab: "Seratus empat kitab. Sepuluh suhuf kepada Adam, limapuluh suhuf kepada Syits, tigapuluh sahifah kepada Idris, sepuluh sahifah kepada Ibrahim dan kitab Taurat, Injil, Zabur serta Al-Furqan (Al-Qur'an)."

Ahli Tafsir As-Syarbini menjelaskan:
  1. Yang 10 Kitab diturunkan kepada Syafiyullah Adam AS.
  2. Yang 50 Kitab diturunkan kepada Nabi Syits bin Adam. Makna "Syits" adalah pemberian Allah. Beliau hidup selama 712 tahun.
  3. Allah menurunkan 30 Kitab kepada Nabi Idris AS. Nabi Idris adalah orang yang pertama membuat senjata (pedang) dan memerangi orang-orang Kafir.
  4. Allah menurunkan 10 Kitab kepada Nabi Ibrahim AS.
  5. Allah menurunkan Kitab Injil seluruhnya kepada Nabi Isa AS.
  6. Allah menurunkan Kitab Taurat keseluruhan kepada Nabi Musa bin Imran AS. Injil dan Taurat itu berbahasa Ibrani, tapi ada yang mengatakan berbahasa Suryani. Disebut Taurat karena Kitab Taurat itu terdapat nur, lantaran nur itu seseorang dapat keluar dari kesesatan petunjuk Allah, sebagaimana orang yang dapat keluar dari kegelapan kepada yang terang lantaran api.
  7. Allah menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Dawud bin Isya AS. Beliau adalah pengikut Nabi Musa AS dan sesudahnya terpaut beberapa tahun lamanya.
  8. Allah menurunkan Kitab Al-Qur'an secara berangsur-angsur terpisah-pisah selama 23 tahun setelah ditulis suhuf. Dan Allah menrunkannya sekaligus di malam Al-Qadar di Baitul Izzah, yaitu Suatu tempat di langit dunia.

Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW yang terpilih. Beliau adalah putra Sayid Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Ka'ab bin Lu'ayi bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadlar bin Kinanah bin Khuzimah bin Mudrikah bin ilyas bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan dari putra Ismail bin Ibrahim AS.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

Jenis dan Macam-Macam Malaikat

Jenis dan Macam-Macam Malaikat

Malaikat Hamalatul ‘Arsyi
Yaitu para malaikat pemikul ‘Arsy. Mereka ini tingkatan para malaikat tertinggi dan pertama kali diciptakan. Mereka di dunia ada empat dan di hari kiamat kelak ada delapan. Bentuknya seperti kambing, antara tapak kaki sampai lututnya dapat ditempuh perjalanan tujuh puluh tahun bagai burung yang cepat terbangnya.

Malaikat Haaffun
Yaitu para malaikat yang mengelilingi ‘Arsy. Wahab bin Munabbih berkata: “Bahwasanya di sekitar ‘Arsy itu ada 70.000 barisan Malaikat. Satu baris dibelakang barisan itu berhadapan. Mereka membaca tahlil dan yang lain membaca takbir.
Di belakang 70.000 barisan Malaikat yang berdiri, ada 100.000 barisan Malaikat yang meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dengan membaca tasbih. Antara satu sayap jaraknya perjalanan 800 tahun. antara daun telinga dengan pundaknya jaraknya perjalanan 400 tahun.

Malaikat Ruhaniyun
Yaitu Malaikat bangsa ruhani, mereka berada di Bumi putih seperti marmer, luasnya seluas perjalanan matahari 40 hari, panjangnya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Suara mereka sangat ramai dengan bacaan tasbih dan tahlil. Andai kata suara mereka dibuka dan diperdengarkan pada penduduk bumi maka mereka sungguh hancur karena kerasnya suara itu.

Malaikat Karabiyyun
Mereka adalah kepala-kepalanya para Malaikat yang berada di sekirar ‘Arsy.

Malaikat Safarah
Yaitu para Malaikt yang menjadi penghubung antara Allah dengan para Nabi dan orang-orang shaleh. Mereka inilah yang menyampaikan perintah-perintah Allah melalui wahyu, ilham dan mimpi yang baik kepada para Nabi dan orang-orang shaleh. Mereka juga sebagai penghubung antara Allah dengan para mahluk-Nya, mendatangkan bukti ciptaan Allah. Malaikat Safarah ini ada empat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail.

Malaikat Hafadhah
Muhammad Al Halili berkata: Diriwayatkan, bahwa sahabat Utsman bin Affan bertanya kepada Nabi SAW, “Berapakah Malaikat yang menjaga Manusia?”. Nabi bersabda: “Ada duapuluh Malaikat”.

Malaikat Katabah
Meraka adalah para Malaikat yang memindahkan ketetapan-ketetapan dari Lauhil Mahfudh.


Sumber: Salim Hadad. Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur. Jombang: Lintas Media.

10 November 2012

Antara Menaati Orang Tua dan Suami

Antara Menaati Orang Tua dan Suami


Seorang wanita yang telah menikah dihadapkan pada dua perintah yang berbeda. Kedua orang tuanya memerintahkan suatu perkara mubah, sementara suaminya memerintahkan yang selainnya. Lantas yang mana yang harus ditaatinya, kedua orang tua atau suaminya? Mohon disertakan dalilnya!

Jawab:

Asy-Syaikh Al-’Allamah Al-Muhaddits Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Al-Albani menjawab: “Ia turuti perintah suaminya. Dalilnya adalah seorang wanita ketika masih di bawah perwalian kedua orang tuanya (belum menikah) maka ia wajib menaati keduanya. Namun tatkala ia menikah, yang berarti perwaliannya berpindah dari kedua orang tuanya kepada sang suami, berpindah pula hak tersebut yaitu hak ketaatan dari orang tua kepada suami. Perkaranya mau tak mau harus seperti ini, agar kehidupan sepasang suami istri menjadi baik dan lurus/seimbang. Jika tak demikian, misalnya ditetapkan yang sebaliknya, si istri harus mendahulukan kedua orang tuanya, niscaya akan terjadi kerusakan yang tak diinginkan. Dalam hal ini ada sabda Rasulullah dalam sebuah hadits:

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, ia menaati suaminya dan menjaga kemaluannya, niscaya ia akan masuk ke dalam surga Rabbnya dari pintu mana saja yang ia inginkan.”

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

(Al-Hawi min Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani, hal. 448)

Sumber: www.asysyariah.com Majalah Asy-Syariah Edisi 027

Misi Nabi Isa Turun ke Bumi

Misi Nabi Isa Turun ke Bumi


Nabi Isa diturunkan ke muka bumi memang bukan dalam kapasitasnya sebagai Rasul yang menyerukan syariat baru. Tidak pula menghapus syariat nabi terakhir Muhammad. Lantas misi apa yang beliau emban?

Merujuk kepada hadits-hadits yang lalu, kita akan mengetahui misi Nabi Isa ketika turunnya. Di antaranya:

1. حَكَمًا عَدْلًا, sebagai hakim yang adil.
Al-Imam An-Nawawi menerangkan: “Yakni beliau turun sebagai hakim dgn (hukum) syariat ini, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau syariat yang menghapus (syariat Nabi Muhamad). Bahkan beliau adalah salah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini. (Syarah Muslim, 2/366. Demikian pula Ibnu Hajar t menerangkan dlm Fathul Bari, 6/491)
Ibnu Abi Dzi’b mengatakan kepada Al-Walid bin Muslim, ketika menyampaikan hadits Abu Hurairah, bahwa: “Nabi Isa mengimami/memimpin kalian dengan kitab Rabb kalian dan Sunnah Nabi kalian.” (Shahih Muslim 1/369-392 Kitabul Iman, Fi Nuzul Ibnu Maryam. Cet. Darul Ma’rifah).

2. يَكْسِرَ الصَّلِيبَ, memecah atau menghancurkan salib.
Ibnu Hajar mengatakan: “Yakni membatalkan agama Nasrani, dengan cara menghancurkan salib dengan sebenar-benarnya, serta membatalkan apa yang diyakini oleh orang Nasrani tentang keagungannya.” (Fathul Bari, 6/491).

3. َيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ, membunuh babi.
Al-Imam An-Nawawi mengatakan bahwa padanya terdapat dalil bagi pilihan madzhab kami (madzhab Asy-Syafi’i) dan madzhab mayoritas para ulama bahwa bila kita mendapati babi di negeri peperangan atau negeri aman sementara kita dapat membunuhnya maka hendaknya kita membunuhnya. (Syarhun Nawawi, 2/367).

4. يَضَعَ الْـجِزْيَةَ, meletakkan atau menggugurkan jizyah.
Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada ahlul kitab yang hidup di tengah negeri muslimin, ketika mereka tak mau memeluk agama Islam. Dengan itu, mereka boleh tinggal di negeri muslimin serta mendapatkan jaminan keamanan dari muslimin. Tapi dengan turunnya Nabi Isa maka Islam tak lagi menerima jizyah, yang juga berarti tak diterimanya lagi dari ahlul kitab kecuali Islam. Al-Imam An-Nawawi mengatakan: “Makna yang benar adalah bahwa beliau tak akan menerima jizyah, tak menerima dari orang kafir kecuali Islam, dan orang kafir yang tetap ingin membayar jizyah, mereka tak akan dilindungi. Bahkan beliau tak akan menerima kecuali Islam atau kalau tidak, dibunuh. Demikian dikatakan Abu Sulaiman Al-Khaththabi dan yang lain dari kalangan para ulama.” (Syarhun Nawawi, 2/367).

5. Mengajak orang utk masuk Islam atau memerangi manusia demi Islam.
Disebutkan dlm hadits dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:

لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“Tidak ada antara aku dengan dia nabi –yakni Isa– dan ia pasti turun, dan bila kamu melihatnya maka ketahuilah dia Seorang lelaki yang tingginya sedang, agak merah dan putih, antara dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tak basah. Lalu ia memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam, dan ia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu ia tinggal di bumi selama 40 tahun. Kemudian ia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud no. 4324, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 6/493 dan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2182).

Oleh: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc.

Sumber: www.beritani.com

Istiqamah di Jalan Allah

Istiqamah di Jalan Allah


Teguh hati, istiqamah berada di jalan-Nya merupakan dambaan setiap insan beriman. Kekhawatiran tergelincir meniti jalan hidup ini, menyempal dari barisan orang-orang nan kukuh di atas tauhid, menjadikan diri tak berasa aman. Tumbuh ketakutan akan syirik atau nifak bercokol pada diri. Betapa tidak. Seorang nabi Allah, Khalilu Ar-Rahman (kekasih Ar-Rahman) dan imam orang-orang yang hanif (lurus) di jalan-Nya, Ibrahim q pun tetap memohon kepada Rabbnya agar dijauhkan dari penyelewengan tauhid. Al-Khalil pun memohon:

“Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim: 35)

Tumbuh pada diri Nabi Ibrahim kekhawatiran atas dirinya terjerembab jatuh pada kesyirikan, padahal dirinya seorang nabi, kekasih Allah, dan imam al-hunafa’. Maka bagaimana dengan diri kita? Semestinya lebih pantas lagi kekhawatiran dan ketakutan itu menyembul dalam dada kita. Jangan merasa aman dari kesyirikan. Jangan pula merasa aman dari nifak. Tidak ada orang yang merasa aman dari sikap nifak kecuali dia seorang munafik. Dan tiadalah seorang yang takut bahwa sikap nifak bakal tumbuh bercokol pada dirinya melainkan dia seorang mukmin. Lantaran ini pula, Ibnu Abi Mulaikah berkata:

أَدْرَكْتُ ثَلَاثِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ كُلَّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ

“Aku mendapati 30 sahabat Nabi n, seluruhnya merasa takut terhadap nifak yang bakal menimpa dirinya.” (Shahih Al-Bukhari, Kitabul Iman, Bab Khaufil Mu’min min an Yahbatha ‘Amaluhu wa Huwa La Yasy’uru)

Begitu pula dgn seorang sahabat mulia, Umar bin Al-Khaththab. Dirinya takut sikap nifak itu melekat padanya. Saat Nabi menyebutkan secara rahasia nama-nama orang munafik kepada Hudzaifah ibnul Yaman, timbul pada diri Umar kegalauan. Jiwanya merasa tak tenang. Khawatir namanya termasuk dlm deretan orang-orang munafik yang disebutkan Rasulullah. Maka, untuk mengusir rasa galau di hati, menepis kekhawatiran yang bersemi, dan menambah ketenangan hati, Umar menanyakan langsung kepada Hudzaifah ibnul Yaman. Kata Umar: “Wahai Hudzaifah, semoga Allah memuliakanmu. Apakah Rasulullah menyebutkan namaku kepadamu bersama nama-nama orang munafik?” Jawab Hudzaifah: “Tidak. Tidak ada (nama) seorang pun yang terbersihkan setelah (nama)mu.” Apa yang diperbuat Umar adalah guna menambah ketenangan dirinya. Padahal sungguh Nabi telah mempersaksikan bahwa dia termasuk sahabat yang mendapatkan jannah (surga). (Al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, hal. 76, Thariqul Hijratain, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, hal. 504)

Siapakah yang bisa menjamin masing-masing diri ini? Sementara orang yang jauh lebih mulia dan utama merasakan ketidaknyamanan, takut terkotori kesyirikan, ternodai nifak. Tentu, semestinya masing-masing diri ini harus lebih terusik lagi perasaan tak aman dan khawatir terpelanting ke dalam lembah syirik dan nifak. Di tengah zaman, kala banyak manusia terpagut kemelut hidup, budaya syahwat dan syubuhat setiap saat berkelebat. Sedangkan tipuan dunia begitu menyilaukan. Karenanya, memohon kepada Allah agar menetapkan diri ini di atas jalan-Nya adalah sebuah kemestian. Hati manusia ada di antara dua jari-jemari Ar-Rahman. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبِعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ. ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ، صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Sesungguhnya hati bani Adam seluruhnya di antara dua jari dari jari-jemari Ar-Rahman. Seperti hati satu orang, Dia palingkan ke mana Dia kehendaki.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami pada ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim, no. 2654)

Maka, hendaklah seseorang menata diri dgn amal-amal kebaikan guna menyongsong hari akhirat kelak. Saat manusia dikumpulkan Allah pada hari kiamat, saat itu manusia diberi cahaya atas dasar amalnya. Al-Imam Al-Baihaqi telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Masruq bin Al-Ajda’, dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lantas mereka diberi cahaya atas kadar amal-amalnya. Di antara mereka ada yang diberi cahaya semisal gunung antara kedua tangannya. Di antara mereka ada yang diberi cahaya yang lebih dari itu (dalam riwayat lain: kurang dari itu). Di antara mereka ada yang diberi cahaya (semisal) pecahan kurma di tangan kanannya, dan sebagian lain tanpa hal itu di tangan kanannya. Hingga pada akhirnya ada orang yang diberi cahaya atas ibu jari kakinya, sekali menyala sekali padam. Apabila menyala, melajulah kakinya. Apabila padam, dia hanya berdiri. Maka, manusia pun melintasi ash-shirath (jembatan yang berada di atas neraka Jahanam). Adapun ash-shirath ini seperti mata pedang. Licin menggelincirkan. Kemudian dikatakan kepada mereka: ‘Jalanlah kalian dengan cahaya kalian masing-masing.’ Sebagian mereka melintas bagai melesatnya meteor. Sebagian lagi melintas seperti angin, sebagian yang lain seperti kuda. Sebagiannya lagi seperti unta berlari. Dia berjalan atau laju cepat. Mereka melintasi (ash-shirath) atas dasar amal-amalnya. Hingga ada yang melintasi ash-shirath tersebut dengan cahaya pada ibu jari kakinya. Mengupayakan keras (dengan) tangan, (hingga) menggelantung. Kaki diseret, (hingga jatuh) berjuntai. Berhasillah dirinya menjauhi neraka. Mereka adalah orang-orang yang berhasil menyeberang dengan selamat. Mereka berkata: ‘Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah menyelamatkan kami darimu (neraka) setelah kami melihatmu (neraka). Sungguh Allah telah memberi kami sesuatu yang tak diberikan kepada yang lain.” (Majma’ Az-Zawa’id, Al-Haitsami, no. 18352-18353. Lihat Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, Ibnu Abil Izzi, 2/632-633)

Demikianlah keadaan hari kiamat. Sebuah potret kehidupan masa mendatang yang bakal dilalui manusia. Bagi yang memiliki keimanan dalam hati, gambaran di alam akhirat itu akan melecut utk segera bergegas beramal. Merajut kebaikan. Menebar keshalihan. Mengumpulkan bekal guna memetik kenikmatan hidup di kampung akhirat kelak. Berlomba dan senantiasa terus berlomba, seakan merasakan kematian sudah di pelupuk mata. Sudah dekat. Sudah tak ada lagi yang harus dilakukan kecuali beramal dan beramal. Tentunya semua itu didasari keikhlasan.

Gambaran alam akhirat itu memberi pengaruh bagi orang yang beriman untuk senantiasa berhias dengan perilaku, tutur kata, dan sikap mulia. Sebab, dirinya tak hendak menuai petaka di akhirat. Yang hendak diraih adalah ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang, serta surga-Nya nan teramat sarat nikmat. Allah berfirman:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali ‘Imran: 133-136)

Rasulullah telah mengingatkan pula untuk menyegerakan amal. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Segeralah beramal (shalih), (sebelum ada) fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita. Seseorang pada pagi hari mukmin, sore hari kafir. Atau sore hari beriman, pagi harinya kafir. Dia menjual agamanya dgn harta kekayaan dunia.” (HR. Muslim, no. 186)

Adapun setelah kehidupan alam dunia ini, seseorang akan memasuki alam barzakh. Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, al-barzakh (الْبَرْزَخُ) berarti pembatas antara dua sesuatu. Yang dimaksud di sini adalah sesuatu antara kematian manusia hingga hari kiamat tiba. Terkait pada penamaan al-qubur (alam kubur), ini dilihat dari sisi kekhususan atas hal yang bersifat umum. Karena, sesungguhnya alam barzakh itu lebih umum daripada alam kubur. Seseorang meninggal dunia, lantas dimangsa binatang buas, apakah dia berada di kubur? Tidak. Akan tetapi dia berada di alam barzakh. Setiap orang yang mati, dia masuk alam barzakh. Setiap manusia yang dikubur maka dia berada dlm alam barzakh. (Syarh Al-Aqidah As-Safariniyyah, hal. 329)'

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah menyatakan bahwa beriman kepada hari akhir yaitu mengimani setiap apa yang telah dikabarkan Nabi, meliputi apa saja yang terjadi pascakematian. Termasuk dalam hal ini mengimani adanya fitnah kubur: adanya azab dan nikmat kubur. Demikian itu, sesungguhnya antara kematian, yang berarti berakhirnya kehidupan pertama, dan antara kebangkitan, yang berarti bermulanya kehidupan kedua. Dengan ungkapan lain, antara kiamat shughra (kecil) dan kiamat kubra (besar). Masa fatrah (jeda) di antara keduanya disebut dalam Al-Qur’an Al-Karim dengan sebutan barzakh.
Allah berfirman:

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mu’minun: 99-100)

Barzakh secara bahasa yaitu pembatas antara dua sesuatu. Barzakh ini merupakan permisalan dari pembalasan ukhrawi. Yaitu, tempat pertama dari tempat-tempat yang ada dalam akhirat. Di dalam barzakh terdapat pertanyaan dua malaikat, kemudian disusul adanya azab dan nikmat. (Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqad wa Ar-Raddu ‘ala Ahli Asy-Syirki wal Ilhad, hal. 280)

Selanjutnya, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah dalam kitab di atas (hal. 290) mengungkapkan bahwa azab (atau nikmat, ed.) kubur dan pertanyaan dua malaikat akan terjadi pada setiap yang mati. Walaupun yang meninggal dunia itu tak dikubur. Ketahuilah, bahwa azab kubur adalah azab barzakh. Setiap manusia yang meninggal dunia, dan dia berhak utk terkena azab, dlm keadaan mayit tersebut dikubur ataupun tidak, atau dlm keadaan dimakan binatang buas, atau terbakar hingga menjadi abu lalu dihamburkan ke udara, atau disalib, atau tenggelam di laut, niscaya azab itu akan mengena pada ruh dan badannya.

Apakah fitnah barzakh itu? Yaitu suatu keadaan yang menimpa satu mayit kala diri telah dikebumikan. Sesungguhnya, dirinya akan didatangi dua malaikat. Keduanya duduk dan bertanya kepadanya tentang Rabb, agama dan nabinya. Maka, Allah akan mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang teguh. Orang beriman akan mengatakan: “Rabbku Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad.” Kemudian ada yang menyeru dari langit: “Telah benar hamba-Ku, maka (dia) dibenarkan.” Dan dia mendengarkannya. Lantas bertambahlah kegembiraan(nya) karena itu, bahwa kesaksiannya telah ada yang menyaksikan dari langit dan dia dinyatakan sebagai orang yang benar (keimanannya). Adapun orang munafik atau yang semisal, dia hanya bisa menjawab: “Hah, hah, saya tak tahu. Saya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka saya pun (ikut-ikutan) mengatakannya.” Maka berserulah yang dari langit: “Sungguh hamba-Ku telah berdusta. Sesungguhnya ia mengetahui bahwa tak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah. Sungguh pula dia mengetahui bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dia pun tahu tetapi dia membangkang dan berbuat dosa.” Karenanya, dikatakan kepadanya: “Hamba-Ku pendusta.” Kemudian, kepada orang yang pertama, diluaskan dalam kuburnya. Dibukakan pintu surga baginya. Lantas datang amal shalihnya dan duduk di sisinya dlm keadaan bagus. Adapun kepada orang kedua, wal ‘iyadzu billah (kita berlindung kepada Allah), disempitkan keadaan kuburnya hingga bersilangan tulang rusuknya, satu dengan lainnya saling masuk lantaran kerasnya himpitan kubur. Dibukakan baginya pintu neraka. Berembuslah hawa panas neraka dan menghanguskan. Juga datang amal kejelekannya dlm bentuk yang sejelek-jeleknya, wal ‘iyadzu billah. Maka, dia ditegur atas apa yang selama ini disia-siakan dan diabaikan begitu saja dalam urusan agama Allah l. Inilah fitnah barzakh yang wajib diimani. (Syarhul Aqidah As-Safariniyyah, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t, hal. 340)

Kaum malahidah (orang-orang yang menyimpang dari agama, kafir) dan zanadiqah (orang-orang yang pura-pura beriman tapi menyembunyikan kekufurannya) telah melakukan pengingkaran terhadap adanya azab dan nikmat kubur. Mereka katakan bahwa mereka telah membongkar kubur dan tak didapati dlm kubur tersebut malaikat yang menyiksa mayit. Dalam kubur itu tak ada kehidupan. Tak ada (air) yang mengalir. Tak ada api yang menyala-nyala. Bagaimana mungkin dlm kubur itu bisa diluaskan sejauh mata memandang dan disempitkan? Justru mereka dapati keadaan kubur itu luasnya sama saat mereka gali, tak ada penambahan dan pengurangan. Bagaimana pula kubur itu dijadikan taman dari taman-taman surga dan lubang dari lubang-lubang neraka?

Kata Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah menjawab pertanyaan di atas, sesungguhnya keadaan alam barzakh termasuk masalah-masalah ghaib, yang para nabi telah mengabarkan hal itu. Kabar-kabar yang dibawa para nabi tersebut tak bisa ditempatkan dalam kerangka berpikir akal (yang amat sangat memiliki keterbatasan). Karenanya, kabar-kabar yang dibawa para nabi tersebut harus dibenarkan (diimani, walau akal belum bisa atau bahkan tak bisa menerimanya). Selanjutnya, sesungguhnya api dan suasana yang hijau dalam kubur tidaklah sama dengan api dan keadaan hasil pertanian di dunia. Sesungguhnya, api dan keadaan yang menghijau tersebut merupakan bagian kehidupan alam akhirat. Panas api pun jauh berbeda, jauh lebih panas dari api dunia. Maka, tak akan bisa penghuni dunia merasakan (apa yang ada di alam kubur). Kekuasaan Allah sangat amat luas, menakjubkan dan agung. Jika Allah menghendaki untuk menampakkan azab kubur kepada sebagian hamba, niscaya hal itu akan terlihat. (Namun) jika hamba-hamba-Nya telah bisa melihat perkara-perkara yang bersifat ghaib semuanya, maka hilanglah hikmah taklif (pembebanan syariat) dan keyakinan utk mengimani hal-hal yang ghaib. (Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 292)

Berkenaan azab kubur dimunculkan kepada hamba-hamba-Nya, menurut penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, bahwa hukum asalnya tidak. Prinsip asalnya tak mungkin. Sungguh Nabi telah bersabda:

لَوْلَا أَنْ تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Kalaulah bukan karena kalian saling menguburkan, pasti aku berdoa kepada Allah agar azab kubur itu diperdengarkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2867, dari Zaid bin Tsabit)

Jika demikian, prinsip asalnya bukan sesuatu yang bisa diketahui. Namun Allah beritahukan (azab kubur) kepada sebagian manusia, bisa melalui mimpi yang baik, atau saat seorang hamba itu terjaga. Dalam hal terjaga, sebagaimana Allah beritahukan kepada Nabi-Nya atas dua orang penghuni kubur yang diazab lantaran suka mengadu domba (namimah) dan tak bersuci setelah buang air kecil, sebagaimana diungkapkan dlm hadits Ibnu Abbas (HR. Al-Bukhari no. 213 dan Muslim no. 292). Jadi, secara hukum asal, azab kubur adalah sesuatu yang tak bisa diketahui. Akan tetapi Allah bisa memberitahukan hal itu kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. (Syarhul Aqidah As-Safariniyyah, hal. 344-345)

Penetapan azab kubur merupakan i’tiqad (keyakinan) Ahlus Sunnah wal Jamaah. Setiap muslim wajib meyakini adanya nikmat dan azab kubur, karena hal ini telah dinyatakan dlm Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah berfirman:

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dlm kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Dari Al-Bara’ bin Azib, sungguh Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ فَشَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ فَذَلِكَ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى

Sungguh seorang muslim apabila ditanya di dalam kubur, maka dia melakukan persaksian bahwasanya tak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Maka itulah yang dimaksud firman Allah: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dgn ucapan yang teguh itu dlm kehidupan di dunia & di akhirat.” (Ibrahim: 27) [HR. Al-Bukhari no. 1369,  Abu Dawud no. 4750. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Lihat Itsbat ‘Adzabil Qabri, Asy-Syaikh Al-Hafizh Abu Bakr Ahmad bin Husain Al-Baihaqi, hal. 9-10)

Rasulullah secara tegas menyatakan bahwa azab kubur adalah benar adanya. Hadits dari Aisyah mengungkapkan hal itu.

أَنَّ يَهُودِيَّةً دَخَلَتْ عَلَيْهَا فَذَكَرَتْ عَذَابَ الْقَبْرِ فَقَالَتْ لَهَا: أَعَاذَكِ اللهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. فَسَأَلَتْ عَائِشَةُ رَسُولَ اللهِ عَنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَقَالَ: نَعَمْ، عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ. قَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ بَعْدُ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Sungguh seorang wanita Yahudi masuk (menemui) Aisyah. Wanita Yahudi itu menyebutkan perihal azab kubur. Lantas wanita Yahudi itu berkata kepada Aisyah, ‘Semoga Allah melindungimu dari azab kubur.’ (Setelah peristiwa itu) Aisyah bertanya kepada Rasulullah perihal azab kubur. Maka Rasulullah menjawab: ‘Ya. Azab kubur itu benar adanya.’ Aisyah pun menyatakan, ‘Maka, setelah itu tidaklah aku melihat Rasulullah shalat kecuali beliau berta’awudz (memohon perlindungan) dari azab kubur’.” (HR. Al-Bukhari no. 1373)

Doa yang dipanjatkan Rasulullah disebutkan sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah:

كَانَ رَسُولُ اللهِ يَدْعُو: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Rasulullah berdoa: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab (siksa) kubur, dari siksa neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal’.” (HR. Al-Bukhari no. 1377)

Selain dalil-dalil di atas, masih banyak hadits lainnya yang mengungkapkan tentang siksa dan nikmat kubur.
Menurut Al-Imam An-Nawawi, madzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah menetapkan masalah azab kubur. Hal itu sungguh telah secara nyata berdasar dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Allah berfirman:

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.” (Al-Mu’min: 46)

Juga, telah secara nyata hadits-hadits yang shahih dari Nabi, dari riwayat jamaah dari kalangan para sahabat di berbagai tempat. Akal tak akan mampu menolak bahwa Allah (memiliki kemampuan) mengembalikan kehidupan masing-masing bagian jasad (manusia) dan mengazabnya. Jika akal tak mampu menolak hal ini, dan apa yang telah disebutkan secara syar’i, maka wajib untuk menerima dan meyakininya. Al-Imam Muslim telah menyebutkan (dalam Shahih-nya) hadits yang banyak sekali dalam masalah penetapan adanya siksa kubur. Di antaranya hadits yang mengungkapkan bahwa Nabi mampu mendengar suara orang yang disiksa dalam kuburnya, mayit bisa mendengar bunyi sandal yang menguburkannya, Nabi berbicara kepada ahlul qalib (korban dari pihak musyrikin yang dilemparkan ke dalam sumur-sumur di Badr, red.), pertanyaan dua malaikat, dan lain-lain. (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/198)

Abul Fida’ Ismail bin Katsir dalam Tafsir-nya (4/98) menyebutkan bahwa firman Allah:

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.” (Al-Mu’min: 46)

Merupakan ayat yang dijadikan prinsip yang besar dalam pengambilan sisi pendalilan bagi kalangan Ahlus Sunnah atas masalah azab (siksa) di alam barzakh (alam kubur).

Inilah permasalahan fitnah kubur. Wajib bagi seorang yang beriman untuk meyakininya, karena hal itu telah ada ketetapannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beriman dan segeralah beramal nan shalih, sebelum petaka kubur itu menerpa.
Wallahu a’lam.

Oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin

Sumber: www.beritani.com